Selasa, 31 Desember 2019

Jujur



Bismillah,
"Ibuuuukkk….. aku sedih. Gimana yaaaa. Aku belum bisa ngomong, jelasin kondisi anak ke anak lain kalo mereka ngomong atau nanya tentang anakku 'kok matanya melotot terus, kok matanya gak liatin ke yang lagi ngomong. kok mata nya ini dan itu "
 
"Belum tau gimana cara yang baik biar mereka paham keadaan anak saya. Kadang suka bingung jelasinnya.. Kadang ibu-ibu juga sering ngomongin anak saya. Tapi kalo anak-anak kan ada yang belum ngerti"

Pertanyaan ini singgah dalam timeline ibuk. Dan rasanya perlu ibuk bahas tersendiri dan semoga juga bisa menjadi pembelajaran bagi kita semua.
 ðŸ’•
Tidak mudah memang menjelaskan kondisi kekhususan anak kita kepada orang lain. Terlebih apabila diri kita selaku orangtua juga masih dalam situasi berdamai dengan kondisi, masih menata hati, masih dalam proses penerimaan dimana emosi diri tidak bisa dikatakan baik atau stabil.

Namun kita juga tidak bisa membendung berbagai pertanyaan yang muncul.

Menghadapi pertanyaan anak-anak tentunya tidak sama dengan bagaimana kita menyikapi bila pertanyaan terlontar oleh orang dewasa. Pada anak-anak pada umumnya mereka masih dalam proses belajar tentang berbagai hal dan menuntaskan rasa ingin tahu yang tinggi dengan pola pikir mereka yang masih sederhana.
 ðŸ’•
Biasanya ibuk hanya menjelaskan dengan perbandingan di antara mereka sendiri.
"hahahaha… sini sini duduk sebelah ibuk, ibuk jelasin ya. Sekarang coba kamu melotot. Nah bisa melotot kan.. sama berarti yaaa. Sama sama bisa melotot. Oiya kalian tahu kan. Kalau ada orang yang pendek. Ada orang yang tinggi juga. Dan kalian juga tahu ada yang bisa mendengar, ada yang tidak bisa mendengar. Trus ada juga orang yang bisa berjalan dengan kakinya namun ada juga yang harus pakai kursi roda. Sama halnya dengan Balqiz. Kalian bisa melihat, balqiz tidak bisa melihat. Dan balqiz sama seperti kalian semua, bisa berteman kan kalian. Kalian bisa naik sepeda, balqiz juga bisa naik sepeda. Kalian bisa ngobrol kan sama balqiz"

Intinya jelaskan dengan bahasa sederhana, bahwa perbedaan di dunia ini adalah hal yang biasa. Dan walau berbeda, tetap ada hal-hal yang bisa dilakukan bersama sama.
 ðŸ’•
Dan…. Sejujurnya menjelaskan kondisi anak abk kita kepada orang dewasa justru lebih rumit. Tidak sesederhana dengan situasi menjelaskan dengan anak-anak seperti ilustrasi di atas. Akan lebih banyak 'emosi' yang terlibat di sini.

 keterangan foto : balqiz kecil (usia 3-4tahun) sedang memegang bunga


Yang harus menjadi perhatian diri kita adalah, kita yang tahu bagaimana mood dan emosi kita. Itu dahulu yang kita fokuskan. Apabila mood dan emosi kita sedang tidak stabil, ibuk sarankan jawab dengan senyum dan minggir jauh-jauh. Kewarasan jiwa dan pikiran diri sendiri tetap diutamakan. Jangan merasa sungkan atau terpaksa menjelaskan dalam situasi mood dan emosi tidak stabil karena akan sangat mempengaruhi banyak hal. Jadi senyum dan minggir. 💕





Senin, 16 Desember 2019

Jangan remehkan aku



Bismillah,
"Ibuuukk.. aku dah baca tulisan ibuk kemarin, yang soal deskripsi. Tapiii anakku kan masih bayi! Emang bayi dah bisa ngerti? Emang bayi paham?"


Hahahahahaha,….
Tetep yaaaa ada yang ngeyel,
Tetep ada yang gak sangsi
baiklah….

💕
Jangan pernah remehkan anak bayi ya ibu bapak
Walau masih bayi, anak anak kita tetap paham apa yang disampaikan.
ibarat spon, yang akan menyerap semua air yang tumpah
anak anak kita walau belum memiliki kemampuan komunikasi yang diperlukan, tetap akan paham dan mengerti semua yang disampaikan, belajar dari semua informasi yang diterima.
💕
secara teori 80% proses pembelajaran diperoleh dari penglihatan/ visual
di saat indera penglihatan tidak berfungsi dengan baik, maka indera yang lain akan menggantikdan dan memaksimalkan kemampuan

belajar dari pendengarannya
belajar dari penciumannya
belajar dari perabaannya
belajar dari rasa

dan tetap semuanya memerlukan deskripsi narasi yang detail

keterangan gambar : ibuk sedang menggendong bayi



💕
"nak,.. sudah bangun yaaa. Ini sudah pagi"
"ibu gendong ya nak. Kita mau keluar kamar. Kita cari udara segar di luar"
"whuaaa senangnya digendong. Ibu gendong dengan tangan ya nak. Sekarang kita sudah keluar dari kamar, ini ada di ruang tamu. Nah kita keluar ke teras ya"
"nak, kita sudah di teras. Nah ini ibu gendong sambil duduk di kursi teras. Sejuk yaaaa udaranya. Nah ini ada angina, sepoi sepoi terasa ya nak. Segar rasanya udara pagi hari"
"eh.. ada suara ayam berkotek ya. Duh ini kok tiba tiba ada suara motor. Kaget ya nak. Gak apa apa, ada ibu yang gendong kamu. Tetap aman dan nyaman ya"
"waduh.. ini bau asap ya nak. Ternyata ada tetangga yang sedang bakar sampah. ada bau asap. Kita masuk ke dalam rumah ya nak" 

💕
jadi gak ada alasan lagi yaaaaaa
jangan karena masih bayi dianggap gak paham, gak ngerti.
ayooo bergerak, ayooo semangat
hmmmmm habis ini alasan apa lagi yaaa yang bakal ibuk terima?