Rabu, 21 Februari 2018

JUNGKIR BALIK



Ditulis kembali dari note fb tanggal 21 febr 2011

disuatu siang... aku, ayah dan balqiz awalnya sedang bermain di teras. kakak alifah sedang tidur siang, sehingga tidak ikutan. dari yang ngobrol, bercanda, hingga akhirnya balqiz minta ijin untuk main mobilannya diluar rumah. sudah dijelaskan bahwa diluar sedang panas. namun yang ditanyakan balqiz justru

'sepi ato rame? ada motor gak bu?'

ya balqiz tahu bahwa jalanan didepan rumah terkadang ramai oleh lalulalang motor yang keluar masuk dari pintu kecil yang menghubungkan komplek kami dengan perumahan penduduk diluar komplek.

akhirnya kita mengijinkan balqiz untuk bermain diluar. dan aku juga sampaikan kalau balqiz main sendiri ya, bunda dan ayah tetap nunggu diteras, balqiz hati hati dan balqiz sudah tahu kan dimana batas got dan batas dimana balqiz boleh main. iya kata balqiz mantap!! ya karena memang balqiz sudah mempunyai 'peta' mengenai jalanan di depan rumah dan dia tahu apa tanda tanda jika dia sudah sampai di ujung jalanan blok yang menghubungkan dengan jalanan utama di komplek.. dan disanalah batas dimana dia tidak boleh berjalan tanpa ada yang menemani.

segera dengan asyik dia bermain. aku dan ayahnya mengawasi dari teras rumah dan siap dengan kamera. hingga diperoleh moment dimana balqiz yang sedang menanjak namun akhirnya dia malah terjungkir dari mobilannya, hingga terbalik badannya. Alhamdulillah refleksnya sudah bagus.. dengan sigap balqiz mengangkat kepalanya sehingga yang terkena hanya pantat dan punggungnya.






aku dan ayah waktu itu memilih untuk berdiam dan melihat bagaimana lanjutanya dari kejadian tersebut. waktu itu yang terjadi sebuah moment dimana kelucuan dan kekuatiran yang menjadi satu, sekaligus kita ingin melihat bagaimana balqiz menyelesaikan 'masalah'nya. aku dan ayah udah cengar cengir melihat ekspresi wajah balqiz yang tiba tiba kaget karena mobilannya tiba tiba terjungkal dan terbalik. bahkan sempat di pelototin sama tetangga *maaf ya tetangga kalo daku terkesan kejam * bahkan dia yang sempat heboh... tapi bersyukur saat itu balqiz bersikap tenang dan cuek saja

 'yaaaa... jatuh deh!' ujarnya sembari memegang pantatnya sebentar dan segera bangkit. justru saat dia bangkit tiba tiba dia menemukan bahwa baterai yang tersembunyi di dalam badan mobilannya lepas sehingga kotak musik di mainan tersebut tidak mengeluarkan suara. segera berteriak balqiz memanggil aku, untuk menolongnya memasangkan kembali baterai tersebut.

jadi panggilan balqiz bukan karena dia terjatuh namun karena dia merasa kesulitan memasang kembali baterai yang terlepas dari kotak musik yang ada dimobilannya.

setelah dipanggil oleh balqiz barulah aku datang dan membantunya. balqiz sendiri masih tidak merasa perlu menceritakan bahwa dirinya jatuh, segera bangkit dari duduknya dan melanjutkan bermain lagi bahkan hingga menyusuri jalan kecil yang menghubungkan komplek dengan perumahan diluar.

dan sebenarnya bukan baru sekali ini kami membiarkan balqiz berinteraksi sendiri. jadi kami mulai mencoba 'membiarkan' balqiz berinteraksi dengan lingkungan tanpa dia tahu bahwa kami ada dibelakangnya mengawasi. tetap mengawasi apa yang sedang dia lakukan dan sekiranya tidak membahayakan, kami tetap meminimalkan campur tangan kami.

buat yang belum mengenal kami, terlihat dipermukaan adalah aku adalah seorang ibu yang sangat cuek, menggampangkan, 'sempel' kalo kata titinya balqiz (sempel=edan), namun semuanya bukan tanpa dasar... tetap ada yang bisa dipelajari dan tujuan dari semua ini.

beberapa hal yang bisa kita pelajari disini,...

1.     balqiz mulai bisa menyelesaikan masalahnya dengan baik dan tanpa harus dibantu orang lain

2.     balqiz mulai percaya diri bisa berinteraksi dan bermain diluar rumah pada sebuah lingkungan yang sudah dikenalnya tanpa harus mendapat pengawasan

3.     refleks pertahanan diri balqiz sudah mulai bagus (mengangkat kepala saat terjatuh)

4.     bagi orang lain adalah sebuah masalah besar (terjungkirnya dia dari mainan) namun ternyata buat balqiz bukan sebuah masalah, terlihat jelas disini adalah perbedaan pola pandang dalam satu masalah.

5.     dengan dia segera melanjutkan aktifitas bermain terlihat bahwa dia menyadari bahwa jika dia mempermasalahkan terjungkirnya... dia tidak akan memperoleh pengalaman bereksplorasi lingkungan

6.     buat aku dan ayah sendiri ini adalah latihan bahwa kita tidak selamanya bisa mendampingi anak. kita harus siap melepaskan anak untuk berinteraksi dalam bermasyarakat dan menyelesaikan sendiri 'masalah' nya...

disekolah pun, aku mulai melatih balqiz untuk berjalan sendiri menuju kelasnya tanpa aku dampingi. hari pertama dilakukan balqiz dengan menangis... berlelehan airmatanya. membuat heran para ibu guru dan asisten yang kelasnya terlewati dalam rute balqiz menuju kelasnya. jadi menjelang sampai di sekolah, aku katakan kepada balqiz, balqiz turun dari mobil jalan sendiri ke kelas, nanti ibu akan susul balqiz di kelas karena ibu harus membereskan selimut, tas dan mainan yang ada dimobil terlebih dahulu.

sembari menangis dan berteriak memanggil ibu, balqiz berjalan menuju kelasnya. sapaan dari beberapa ibu guru dan asisten guru tetap dibalas namun sembari menangis. aku yakin berbagai tanda tanya ada dalam benak mereka karena yakin program ini belum disosialisasikan kepada staf pengajar di sekolah. hehehehee.... karena idenya tiba tiba saja datangnya.

ya balqiz harus belajar berjalan sendiri menuju kelasnya. demikian juga saat dia pulang sekolah dia harus berjalan sendiri dari kelas menuju area parkiran dan ruang tunggu.

 adalah salah satu persiapan menuju kemandirian dan kepercayaan diri.

kok tega banget seh!!! begitu yang ada dalam benak dan kepala banyak orang. yakin!!

dan sebenarnya bukan hal yang mudah buat aku. menurutin kata hati yang muncul justru keinginan selalu memproteksi anak serapat mungkin, ibarat kristal yang dikuatirkan akan pecah berkeping keping tanpa tersisa. tetap ada pergulatan batin dalam diriku. antara ingin memeluk dan ingin agar anak mandiri.

perjalanan kami masih panjang... semoga kami punya waktu yang panjang juga guna membekali balqiz dalam menempuh 'jalan hidupnya' sendiri!!

Selasa, 20 Februari 2018

Asesmen Penglihatan



ditulis oleh Weningsih (konsultan pendidikan Perkins School for The Blind)

1.                 Asesmen diagnosa dilakukan oleh dokter mata untuk mengetahui jenis kerusakan mata, factor penyebab serta tindakan medis yang dilakukan. Dokter mata juga akan menjelaskan apakah kondisi penglihatan statis (menetap) atau progresif (berubah).

2.                 Asesmen klinis dilakukan dengan alat bantu/ tes penglihatan untuk menentukan alat bantu yang dapat digunakan (biasanya dilakukan oleh optotris). Misalnya kacamata, lop atau magnifier yang membantu anak low vision untuk melihat jarak jauh atau dekat.

3.                 Asesmen fungsional penglihatan dilakukan untuk anak low vision, guna mengetahui ketajaman penglihatan, jarak pandang, luas pandang, kepekaan terhadap cahaya serta kontras. Ini dapat dilakukan oleh orang tua, guru, ataupun orang-orang dekat yang sering bersama dengan anak. Lakukan pengamatan pada anak sehari-hari ketika ia bermain, berjalan, menemukan benda (mainan/ makanan) dan lain-lain.


 



Catat penemuan tersebut karena akan menjadi informasi penting yang dapat digunakan untuk mengajari anak dalam memanfaatkan sisa penglihatan tersebut. Ini dilakukan secara informal dan berkelanjutan.

A.    Jarak pandang : seberapa jauh anak dapat melihat benda atau sesuatu.

Jarak pandang dibagi 2,
i.                    Jarak jauh untuk melihat obyek dengan jarak tertentu. Ini berguna apabila kita melihat orang, menemukan benda, berjalan,menonton TV, dll.
ii.                  Jarak dekat kita gunakan saat kita membaca buku atau tulisan di layar HP atau computer misalnya.
          Berapa jauh anak dapat menemukan mainan, mengenali orang
(tanpa bersuara)
          Berapa besar ukuran benda yg dapat dilihat anak dan berapa
jauh jaraknya?


B.     Ketajaman penglihatan: adalah seberapa jernih penglihatan kita, kaburkah, berbayang, apakah mampu melihat detail obyek, mampukan mengenali wajah orang dari jarak tertentu, mampukan menemukan benda tertentu di antara benda yang lain, dll
·           Benda apa yg dapat diidentifikasi anak secara detail?

C.     Luas pandang: adalah bagian manakah dari mata yang masih berfungsi atau hilang. Apakah kehilangannya di sebelah atas, bawah, kanan, kiri, tengah apakah mungkin penglihatannya seperti spot-spot di seluruh area.
          Perhatikan posisi tubuh dan posisi kepala anak saat berjalan
          Perhatikan posisi tubuh dan posisi kepala anak saat melihat benda
tertentu?
-           Misalnya, anak memiringkan kepala ke kiri saat mengambil
benda tertentu
-           Misalnya, anak menabrak benda yg ada di bawah lutut, tetapi
mengetahui mainan yg menggantung
-           Misalnya, saat berjalan kepala cenderung menengadah
-           dll

D.    Kontras : untuk mengetahui warna apa yang mampu di kenali, seberapa kontras warna yg diperlukan untuk mengenali suatu benda; background warna seperti apa yang mempermudah anak untuk menggunakan sisa penglihatannya.
-           Lihat, benda dengan warna apa saja yg mudah ditemukan dan yg sulit
-           Kombinasi kontras apa saja yg mempermudah untuk dia melihat,. Dll

E.     Kepekaan terhadap cahaya : bagaimana reaksi mata saat berada di tempat dengan pencahayaan tinggi/ rendah/ dalam dan luar ruangan.
-           Apakah anak cenderung menyipitkan mata saat berada di luar
ruangan atau pencahayaan tinggi?
-           Bagaimana reaksi atau perilaku penglihatan jika berada di dalam
ruangan, dll


Assesmen fungsional sangat berguna bagi anak untuk membantu proses belajar dan menggunakan penglihatannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga guru maupun orang tua dapat memanfaatkan dengan optimal. Setiap sisa penglihatan yang ada sangat penting bagi anak sehingga kita perlu ketahui dan optimalkan.

Asesmen fungsional dapat dilakukan oleh guru khusus dengan training tentang asesmen ini, sayangnya di Indonesia meskipun guru PLB dari ketunanetraan belum tentu mengetahui cara melakukan asesmen ini. Orang tua dapat menjadi tim penting untuk melihat bagaimana perilaku penglihatan anak di rumah sehari-hari. Maka asesmen penglihatan fungsional dilakukan oleh pendidik atau asesor beserta dengan orang-orang yang mengetahui anak sehari-hari.


Tidak ada alat baku yang digunakan tetapi melalui proses yang panjang dan cukup rumit. Catatan penting ini dilakukan untuk anak yg didiagnosa low vision oleh dokter mata atau orang tua melihat anak masih memiliki respon penglihatan.




Kamis, 01 Februari 2018

JARAK PANDANG



Seorang sahabat melayangkan pesan pribadi, tanpa mengurangi privacy ybs saya mohon ijin menjawab secara terbuka, mungkin bisa juga dijadikan sebuah pembelajaran  bagi orangtua lainnya.

Efek gangguan penglihatan pada anak bisa berdampak total netra/ buta atau pada sebagian anak masih memiliki sisa penglihatan atau biasa disebut low vision/ lowvi.

Pada anak anak lowvi terdapat banyak sekali pola bagaimana dia bisa memperoleh jarak pandang serta dari sisi mana dia bisa mendapatkan penglihatan terbaik.

Sahabat mengeluhkan bahwa putrinya saat menonton harus pasti dengan mendekatkan wajahnya ke layar. Demikian juga saat melihat boneka atau makanan yang disodorkan.

Ya memang begitulah cara melihat anak, dengan mendekatkan objek sedekat mungkin dan dengan posisi tertentu dari posisi demikianlah anak bisa mendapatkan penglihatan terbaiknya.

Jadi apabila anak dilarang justru akan menghambat proses belajarnya. Akhir proses anak malah malas bereksplorasi karena terhambat ruang geraknya serba dilarang oleh orangtuanya.

Orangtua berdalih mengkuatirkan bahwa cara cara demikian akan memperburuk penglihatan anak sehingga kelamaan anak akan total kehilangan penglihatan. Sangat paham kegelisahan tersebut, itu sebab perlunya tetap selalu rutin dilakukan pemeriksaan berkala pada pusat kesehatan mata agar kondisi mata terpantau.

Menghadapi situasi demikian apa yang harus dilakukan oleh orangtuanya? Justru disanalah orangtua bisa belajar dari anak. Tempatkan posisi sebagai anak dan mengikuti arah pandangan anak, sehingga orangtua akhirnya bisa mengetahui berapa jarak pandang yang bisa ditoliler anak dan dari sisi mana anak bisa memperoleh pandangan terbaik.

Ada yang anak harus memiringkan sedikit kepalanya ke kanan/ kiri, ada juga anak yang harus sedikit mendongak, berbagai macam pola.
Dibutuhkan pengamatan berkala dan kesabaran untuk bisa mendapatkan polanya. Seringkali dibutuhkan tenaga ahli kesehatan mata untuk bisa membantu observasi.


 
Note
gambar diambil dari google

#braille
#bukubraille
#vision
#lowvision
#orientasimobilitas
#OM
#tongkat
#whitecane
#tunanetra
#pedulitunanetra
#rabupeduliAbk
#peduliAbk
#aksesibilitas
#anaktunanetra
#belajar
#balqiz
#twins