Jumat, 20 Desember 2013

Konser Musik Balqiz



Rasa haru dan bangga bergemuruh di dalam benak saat melihat penampilan Balqiz hari Minggu, 15 Desember 2013 di Mall Citra Grand – Cibubur dalam rangka Konser Musik Hari Ibu. Konser musik ke-2 yang diikuti oleh Balqiz dalam tahun 2013 ini, namun baru konser yang ini bergabung bersama banyak siswa dari tempat kursus musik lain, dan bertempat di sebuah mall yang cukup besar.

Walaupun sesaat sebelum tampil Balqiz sempat mengalami tantrum, bersyukur seiring dengan perjalanan usia dan kematangan emosinya, kondisi tantrum sudah bisa diatas dan dikuasai dengan cepat. Sehingga di saat namanya dipanggil untuk tampil, Balqiz seketika siap dan bisa tenang.



 Buncah hati melihat penampilannya, dia bisa bermain dengan baik dan bisa menguasai ‘emosi’ dirinya berada di area publik dan dia tahu jika banyak orang yang memperhatikan, itu merupakan pencapaian luar biasa dari Balqiz. 



Daaaannnn,… walaupun setelah tampil akhirnya Balqiz tantrum kembali, tetap ringan hati memeluk erat dirinya 

Sudah lewat setahun Balqiz belajar musik di Rumah Musik Larasati. Tidak mudah menemukan tempat belajar musik yang tepat baginya.  

Kilas balik, Balqiz mulai memperlihatkan ketertarikannya pada musik sejak usia 3 tahun. Mungkin karena sejak dari kandungan, saat dalam perawatan di NICU, berlanjut tumbuh kembang Balqiz di rumah selalu aku perdengarkan dengan berbagai alunan musik, tilawah Quran, berbagai suara, ditambah dengan kondisi tunanetranya yang akhirnya menjadikan indera pendengarannya lebih dominan membuat dirinya peka pada berbagai nada.

Berawal dari piano mainan yang menjadi sarana berekspresi, kemudian akhirnya mendapat hadiah keyboard electric dari titi (eyang ti)-nya membuatnya bisa eksplorasi dengan berbagai nada. Belajar otodidak mencari nada nada dari lagu lagu yang sering di dengarnya, akhirnya membuat Balqiz memiliki banyak perbendaharaan lagu-lagu yang bisa dia mainkan.

Karena ingin memperbaiki teknik bermain musiknya sekaligus supaya lebih terarah, mulailah perjalanan hunting mencari tempat belajar bermusik. Berawal mencoba tempat kursus yang berada di sekitar rumah, namun alih-alih memberi kesempatan terlebih dahulu untuk menunjukkan kemampuan dasarnya, serta merta penolakan yang diterima begitu melihat kondisi Balqiz yang “tunanetra”.

Beralih mencoba mencarikan guru musik yang bisa datang ke rumah. Alhamdulillah sempat ada dua guru yang mau dan bisa melatihnya, namun tidak panjang, guru pertama karena kesibukan menyelesaikan kuliahnya, guru kedua karena pindah rumah dari wilayah pondok gede. Terhenti akhirnya. 

Hingga pencarian berlabuh di Rumah Musik Larasati. Alhamdulillah Balqiz bisa diterima menjadi siswa. Namun, surprise nya adalah giliran Balqiz yang tidak mau. Terbiasa di tolak sana sini, jadinya begitu ada yang bersedia, Balqiz yang menolak.

Tidak memaksa, jadilah Balqiz tetap otodidak eksplore sendiri di rumah dengan fasilitas yang ada. Alhamdulillah cukup terbantu di sekolahnya  saat itu (Rawinala) ada pelajaran musik, sehingga kemampuannya terasah dengan baik.

Hingga dua tahun lalu, Balqiz tidak lagi bersekolah di Rawinala karena melanjutkan ke SLB  A Negeri Pembina, Lebak Bulus maka terhentilah dia dari pelajaran musik. Kembali mencoba membujuk Balqiz untuk mau berlatih kembali dengan bimbingan yang terarah, akhirnya kami kembali ke Rumah Musik Larasati, hingga saat ini.

Tidak terlalu muluk berharap, berlatih musik selain membantunya mengasah talenta yang sudah dimiliki, juga sebagai terapi emosi bagi dirinya. Tanpa di suruh atau diingatkan, setiap hari Balqiz pasti menyempatkan diri berlatih. Bahkan seringkali jika dia terlihat merasa kesal, bad-mood, dengan sendirinya dia akan ngacir segera menuju ke keyboardnya dan bermain sepuasnya.

Merasa bersyukur juga bahwa tetangga kiri kanan tidak pernah melayangkan protes karena ‘kebisingan’ dengan suara permainan keyboard-nya yang ‘wow’. hehehehehe…. Nyadar juga sih bundanya kalo kadang tetangga juga udah pengen teriak ‘berisiiiiiiiiiiiikkkk’ 

Semoga bekal ini bisa bermanfaat bagi Balqiz di masa depannya nanti.

Kamis, 05 Desember 2013

waspada ROP



Hai, namaku Balqiz Baika Utami, aku lahir hari Sabtu 17 September 2005, sekarang aku sudah 8 tahun dan sekolah kelas 2sd. Aku sekolah di SLBA Negeri Pembina – Lebak Bulus, Jakarta.

Aku penyandang tunanetra karena ROP, kata bundaku, ROP itu singkatan dari Retinopathyof Prematurity. Sebenarnya aku belum ngerti banget sih apa itu ROP, tapi kata bunda, ROP itu adalah salah satu resiko dari kelahiran premature. Oiyaaaa aku thu lahirnya premature di uk 30week, berat badanku waktu itu cuma 920gram dan panjangku 34cm. Dan kata eyang dokter Idham Amir, SpA banyaaaaaaaaaaakkk banget bayi-bayi premature lainnya yang juga terkena ROP.

Kebanyakan sih karena orangtuanya terlambat periksain bayi-bayinya, padahal ROP itu harus cepat cepat di tangani. Paling telat pas umur 4 minggu setelah dilahirkan bayi premature harus di skrining matanya. Waktu itu ROP-ku sudah grade 5, jadinya pas umurku 41 hari aku di operasi, namun karena ada pendarahan, jadilah retinaku tetap menggulung, alhasil aku operasi lagi deh yang ke-2x sekaligus dipasang sclera buckle.

Nah kata bundaku, semua sudah berusaha maksimal, namun rupanya Allah punya maksud rencanaNYA sendiri, hasil operasi ternyata tetap ada pendarahan, jadilah aku tunanetra.

Aku mau ajakin nih para ibu ibu lain yang juga punya bayi premature keik aku dulu supaya jangan telat yaaaaaaaaa buat skrining mata adek bayinya. Supaya bisa dicegah dan ditangani segera, dah gitu ROP itu gak ada gejala atau tanda-tandanya. Jangan diremehin lhoooo ajakanku ini… percaya deh, nyesel itu gak enak lhoooo



Jumat, 06 September 2013

Mata Palsu (Eye Prosthesis)



Kemaren, Kamis 5/9/2013, adalah jadwal check up mata tahunan si kembar. Setelah seminggu sebelumnya sudah minta dijadwalkan untuk ke dr. Rini Hersetyati, SpM di Klinik Mata Nusantara. Jadilah sepulang sekolah si kembar kita berkunjung ke KMN.


Balqiz yang punya rasa ingin tahu sangat besar, banyak hal yang dijadikan pertanyaan. Dan salah satu hal yang membuatnya senang adalah dia bisa menemukan tombol lift dengan tulisan Braille, sehingga dia bisa melakukan sendiri menekan tombol tanpa harus dibantu. Dia bisa memilih tombol naik atau turun, demikian juga saat dia akan memilih hendak ke lantai berapa tujuan lift. Teriakan dan sukacitanya segera bergaung di seantero klinik #lebay.




Untuk kakak Alifah dilakukan pemeriksaan awal refraksi, 



  
untuk balqiz ditetesin obat di kedua matanya berfungsi membuka retina. Alhamdulillah, sudah gak pake acara ‘hebohdibaca tantrum lagi saat ditetesin.




Sementara menunggu antrian pasien juga menunggu membukanya retina, si kembar menikmati teh hangat dan biscuit yang memang disediakan oleh KMN.



Akhirnya nomer antrian si kembar dipanggil,
‘Ibuuuukk… itu nomer aku!! C 037, ayo ayooo cepat’ seru balqiz.
Dan sesampai di ruang praktek dr. Rini, dokter Rini sudah menyambut dengan senyum hangatnya daaaannn berkata,
aku tahu kalo ada balqiz diluar… heboh!’ kata beliau,…
hahahaha, jadi malu bundanya.

Segera mengobrol lah balqiz dan dokter rini, balqiz diminta duduk di kursi periksa, dan sudah tidak berteriak teriak lagi saat kursi tersebut dinaikkan untuk memudahkan pemeriksaan. 




Sambil bercerita sambil dokter rini memeriksa kondisi scleral buckle silicon yang hingga saat ini masih terpasang di retina balqiz. 




Setelah balqiz baru giliran kakak alifah yang diperiksa.




Alhamdulillah kondisi mata balqiz sehat, posisi buckle masih pada tempatnya tidak bergeser maupun iritasi. Sementara Alhamdulillah kakak Alifah kondisi matanya juga sehat, bagus, tidak ada silinder, plus atau minus. Senangnya.

Mengenai balqiz, kita sempat berdiskusi tentang prostesa mata (mata palsu) yang ditempelkan di dalam rongga matanya sehingga secara estetika terlihat lebih cantik. Seiring dengan pertumbuhan badannya yang semakin besar, tidak diikuti oleh pertumbuhan pada bola matanya, sehingga terlihat kesan bahwa bola mata balqiz mengecil. Untuk mempercantik penampilan, bisa dilakukan pemasangan prostesa mata. Dan suggest konsul dengan dr. Annete Mariza,SpM spesialis okuloplastik. In shaa Allah akan dijadwalkan pertemuannya di minggu depan.

Sembari menunggu jadwal konsul, mulai deh bunda mencari cari info dari berbagai sumber mengenai ocular (eye) prosthesis ini. Beberapa sudah bunda dapatkan informasi ini dan informasi itu. intinya cari sebanyak mungkin informasi. juga tentang perawatannya.

Rasanya kalau dari kondisi balqiz dan hasil konsul jarak jauh dengan dokter Rozalina Loebis, Sp.M untuk case nya balqiz tidak memerlukan operasi. Prosesnya nanti hanya akan dibuatkan soket/ cetakan dengan menempelkan sebuah alat yang akan dialirin cairan serupa semen untuk membuat cetakan kornea mata yang sesuai dengan besaran rongga mata balqiz. Dan dari soket tersebut nanti akan menjadi dasar pembuatan prostesa mata, mirip mirip proses pembuatan gigi palsu.

Pemakaian prostesa mata nanti hanya akan ditempel saja di depan kornea mata yang ada, sehingga akan terlihat lebih cantik dan ‘hidup’ matanya.

Jadi sudah tidak seperti pemakaian eye prostesa di beberapa waktu lampau dimana biasanya dilakukan operasi dahulu untuk mengangkat bola mata yang asli dan kemudian barulah di buatkan prostesa bola mata asli. Sehingga terlihat ‘seram’ melihat ada rongga terbuka pada mata apabila prostesa tidak sedang dipakai.

Udah dapat gambaran mengenai prosesnya, nah satu lagi yang juga harus disiapkan. Apalagi kalau bukan dana. Hingga saat ini belum ada gambaran berapa besaran biaya yang diperlukan untuk proses ini. Kalau menurut dokter Roza, seharusnya tidak mahal, tidak sampai harus berjut-jut yang bikin terkejut @_@. Semogaaaaaaaaa…

Dimaklumi karena untuk urusan ‘mata’ balqiz tidak di cover oleh asuransi maupun medical fee kantor ayah. Jadi harus rogoh kocek sendiri. In shaa Allah, dimudahkan rejeki bunda, rejekinya balqiz.

Antara yang pro dan kontra tetap saja ada, hehehehehe… dimaklumi. Terimakasih sahabat sahabat yang sudah meng-aminkan doa bunda, In shaa Allah memudahkan mendekatkan rejeki bunda dan balqiz. Semakin banyak yang meng-aminkan doa dan harapan kita, In shaa Allah semakin dimudahkan pula jalan kami.

Dan yang bersikap kontra ya monggo saja, wajar kok. Kenapa sih harus dipakein mata palsu, namanya belum bisa total dong nerima kondisi anak, bukannya nanti bisa memberi harapan palsu ke balqiz kalo dipakein mata palsu trus bisa ‘lihat’, oke oke saja kok berpendapat.

Reason bunda ya sebagian sudah disebutkan diatas, bahwa karena pertumbuhan badan balqiz tidak diikuti oleh pertumbuhan pada bola matanya sehingga terlihat semakin mengecil yang nantinya akan berefek semakin menutupnya kelopak mata balqiz, karena ada kekosongan di dalam rongga matanya.



Dengan reason itulah, menjadi dasarnya. Dan dengan balqiz mengetahui bahwa dirinya tampil cantik, semoga bisa menambah rasa percaya dirinya. Karena dia tahu pada saat orang memandang wajahnya, orang tidak melihat ada sesuatu yang berbeda dengan kebanyakan orang. Orang tidak akan lagi berkomentar ‘cantik ya, tapiiiiiii….’
Orang hanya berkomentar ‘cantik ya!’


Minggu, 18 Agustus 2013

tusuk gigi



Buat bunda, sekecil apapun kemampuan anak adalah sebuah prestasi besar yang bisa dilakukan oleh mereka. Ada perjalanan panjang dan kerja keras dibalik kemampuan tersebut. Sehingga bunda selalu merasa ‘amaze’ melihat kebisaan mereka.

Surprise aja, saat kita berada di salah satu resto dekat rumah, setelah makan balqiz berbicara,

“buk, tolong dong ada tusuk gigi gak? ada yang nyelip nih” pintanya. 

Segera aku mengambilkan sebuah tusuk gigi dan memberikan di jemarinya. Sempat aku menawarkan diri,

“mau dibantu?” karena biasanya dia minta dibantu untuk mengeluarkan ‘selipan’ di giginya
“gak!” katanya tegas

“oo.. ok” jawabku lagi, sembari terus memperhatikan, karena ini untuk pertama kalinya balqiz mau melakukannya sendiri.

Terlihat raut wajah ‘konsentrasi tinggi’ saat balqiz mencoba menggerakkan arah tusuk gigi, melebarkan mulutnya, mencoba mengeluarkan selipan makanan. Jangan ditanya soal ‘kegemesan’ bundanya yang pengen segera mengambil alih dan menuntaskan dengan cepat.

Dan,…….. ternyata bisa!!
Balqiz mengeluarkan tusuk gigi tersebut dengan sedikit ‘sisa makanan’ yang berhasil di keluarkannya dan dengan jemarinya dia meraba dimana piringnya berada dan meletakkan tusuk gigi di atas piring.

Goodjob my girl 


balqiz sedang menggerakkan tusuk gigi di antara geliginya