Setelah seluruh kelompok selesai dengan
sesi OM, dilanjutkan dengan sesi berikutnya yakni Pendampingan Makan. Sedikit alasan yang dapat disampaikan kenapa kita memilih setting Pendampingan Makan. Karena setting "makan" adalah sebuah setting yang pasti dilakukan bagi siswa rawinala maupun saudara kandung, juga oleh orangtua. Memang ada juga setting-setting lain yang juga sebuah "kebutuhan dasar" seperti "menggosok gigi" atau "memakai baju", namun sebisa mungkin kondisi/materi yang dijadikan setting, berupa kondisi yang "natural setting".
Finished with OM session. Next group session is “Meals Assistances”. We choose “Meal Assistances”, because “eat” is a condition that siblings and parents will do, and this is all a common and natural condition for all. There’s other conditions as a primary needs like “brushing teeth” or “wearing a clothes”. direncanakan waktu pelaksaan sesi kedua ini sekitar pukul 10.00, nah pada saat tersebut, biasanya yang dilakukan oleh siswa rawinala adalah "snack time". itu juga yang menjadi dasar pemikiran tentang pengambilan setting "pendampingan makan". snack yang kita pilih kali ini adalah mie goreng.
Second session start at 10am, it’s a “snack time” for students. This activity was chosen because that is a snack time for Rawinala student, and we think that is a good time for “meal assistances”. Our selected snack for today is fried noodle.jadi setiap kelompok yang sudah dibagi, siswa rawinala didampingi oleh sibling masing-masing menuju tempat makan yang sudah diatur. ada yang diruang kelas, ada juga yang di ruang makan asrama. masing-masing meja yang dipergunakan sudah disiapkan peralatan makan, berupa piring sendok gelas, dan hidangan mie goreng yang sudah tersaji. disinilah mulai proses sibling mendampingi makan para siswa rawinala.
Every students and sibling went to arranged dining table at the class room or boarding dining room. Spoons, plates and glass and fried noodle were managed on the table. This is the assistances process began
macam-macam reaksi yang muncul dalam pendampingan makan ini, ada yang antusias mengarahkan dimana letak makanan yang akan dimakan, ada yang cuek-cuekan, ada yang kikuk, ada yang bingung,..
We had many reaction came from this session, some of them look enthusiast, some of them don’t care and others looks confuse.
nah disinilah sebenarnya tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan "Pendampingan Makan" ini. Makan tidak hanya sekedar makan, tetapi bagi seorang tunanetra diperlukan trik trik yang tepat supaya "proses makan" berjalan sukses. disinilah seharusnya para orangtua dan terutama sibling dapat mengambil manfaat besar arti yang terselubung dari kegiatan SIBLING ini.
The Goals of meals assistances look clearly in this session, as they can see, meals is not just “meals”, for The Blinds, it needs a good tricks to make the meals process can run well. Parents and sibling can get big benefits from this SIBLING activity.
terbukti dengan berbagai macam reaksi yang muncul, dimana beberapa ada yang kebingungan, beberapa ada yang merasa kikuk, ini sebuah bukti bahwa orangtua belum sepenuhnya dapat berkomunikasi, belum sepenuhnya melibatkan, belum sepenuhnya mempersiapkan para sibling mengenai pentingnya pendampingan bagi saudara mereka yang tunanetra. bukan berarti juga bahwa setiap saat "tunanetra" harus didampingi, mereka tetap bisa beraktifitas secara mandiri.
It’ proven by many of reaction came, some of the participants look confuse and not comfort. This is proving that parents are not fully involved to prepare the Blinds sibling understands the meaning of assistances for their blind siblings. It doesn’t mean the blind has to assist every time, in the future they’ll be more independence.
perlu diingatkan kembali bahwa para siswa rawinala tetap akan kembali kepada keluarga. sekolah hanyalah sebuah fasilitas, dan sekolah juga bukanlah pusat tumpuan dari semua harapan. jadi jika sekolah mempersiapkan program program yang diberikan kepada sang anak/ sang siswa untuk membantu proses kemandirian, bukan berarti kemudian keluarga menyerahkan seluruhnya kepada sekolah, keluarga juga sebaiknya belajar berproses bersama dan mempersiapkan diri. terlebih lagi jika mengingat bahwa, tidak ada yang mengetahui sampai berapa lama usia seseorang,.. jika orangtua telah meninggal, siapakah yang harus siap mendampingi siswa rawinala? para sibling.
Things to emphasize for all parents those students of rawinala will back to their family. School is just a facility for them; they can’t rely on and put a big expectation on this school. School only provides facilities to help blinds become independence, not like giving all the family responsibility to school. Family has to learn this process together. Instead of God’s will of human age, parents is not only hope for the blinds, they have to prepare the blinds’ siblings in the future. Who’s gonna be sibling’s assistance for the future? The SIBLINGs
setelah makan, para siswa rawinala tetap didampingi oleh sibling, melakukan kegiatan mencuci peralatan makan yang telah digunakan. kegiatan ini masih merupakan bagian dari bina diri yang dilatih kepada para siswa rawinala. diharapkan kegiatan ini pun dapat diterapkan pula dirumah.
After meals, rawinala students still with their sibling assistances doing dishes. This activity is part of self development program for rawinala's student, and hope will be applied at home.
bersambung,..
to be continue,..