Kamis, 20 November 2008

kebiasaan menekan mata pada anak tunanetra


Hal ini sudah beberapa kali bunda diskusikan dengan banyak sumber. mulai dari dr Rini Hersetyati, SpM dan dr. Sjakon G. Tahija,SpM di Klinik Mata Nusantara, sebagai dokter yang merawat mata balqiz, juga Prof Dr. Ong Sze Guan, dokter yang mengoperasi mata balqiz di Singapore, kemudian dengan para teman-teman para orangtua di sekolah, beberapa guru baik di rawinala maupun beberapa sekolah SLB lainnya. Juga dengan teman-teman saat kunjungan bunda ke Manila 2 bulan yang lalu. sempat juga mendiskusikan hal ini dengan Debbie Gleason dari Perkins, walaupun diskusi kita gak tuntas karena kita diskusi ditengah break acara kongres, tetapi dari banyak referensi tersebut, bisa disimpulkan;

bahwa rata-rata anak tunanetra/ blindness memiliki kebiasaan untuk menekan-nekan matanya. hal ini disebabkan karena "sensasi" yang ditimbulkan saat menekan-nekan mata.

ayo sebagai percobaan, kita coba untuk menekan mata kita, apa yang terjadi. yup!! ada pendar-pendar cahaya yang terkadang bentuk bulatan, klap-klap, seolah ada sinar dari berbagai penjuru atas bawah kiri kanan.

nah sensasi seperti itulah amat disukai oleh anak-anak tunanetra/ blindness. bunda sudah mencoba mencari tetapi belum menemukan literatur resmi (medis, riset, telaah, dll) yang membahas hal ini (ada yang bisa membantu?).

buat bunda sebuah kebiasaan yang jelek sebenarnya. kenapa? kan itu "hiburan" buat anak-anak tunanetra/ blindness!! karena, kebiasaan tersebut mempunyai sisi buruk. yakni karena terus-menerus mendapat "tekanan" pada matanya, menimbulkan perubahan pada konstruksi wajah terutama di bagian mata. terlebih mengingat kondisi tulang disekitar mata pada anak-anak dimasa pertumbuhan tersebut masih rawan/ muda. sehingga penekanan terus menerus akan berdampak buruk. beberapa anak ada yang cenderung hanya menekan satu sisi, mata sebelah kanan, atau sebelah kiri saja. tetapi ada juga yang menekan keduanya. dalam hal kasus balqiz, yang dia tekan adalah mata sebelah kanan.

cara yang bunda lakukan adalah menahan tangan balqiz jika sudah mulai mengarahkan tangannya/ jarinya ke arah mata kanannya. juga dengan perkatan "balqiz! tidak tekan mata" atau "balqiz! tidak colok mata". hanya saja tidak selalu berhasil!! tetap saja suka kecolongan. dan, hal ini sudah terlihat dampaknya, konstruksi tulang disekitar mata sebelah kanan balqiz lebih "dalam" dari mata sebelah kirinya. sehingga sudah mulai terlihat tidak balance antara keduanya. sebuah pe-er buat bunda agar bisa segera menghilangkan kebiasaan tersebut.

terkadang bunda gemas rasanya, ingin sekali menampik tangannya agak keras, tetapi suka gak tega..... karena konon tidak boleh juga "menyakiti". duh bingung kan.... ada saran kah bagaimana mengatasinya?

walaupun sebenarnya, balqiz sendiri kalo bunda atau pengasuhnya berteriak;
"balqiz!! tidak...." secara otomatis dia akan menimpali ".... colok mata" dan melepas jarinya yang menekan matanya. gak putus-putus bunda ber-dialog dengan balqiz tentang hal ini. namun entah apakah balqiz di usianya yang ke-3 ini sudah mengerti "dialog" tersebut?

dari obrolan dengan berbagai sumber, memang harus rajin untuk mengalihkan tangan/ jari pada saat si anak hendak melakukan penekanan pada matanya. bunda sendiri juga banyak mengamati hal tersebut terutama pada teman-teman balqiz di sekolah. memang terlihat bedanya. anak yang memiliki orangtua yang cukup "cerewet" dan concern tentang hal tersebut memang pada akhirnya bisa menghilangkan kebiasaan tersebut, kalaupun berdampak juga, hanyalah perubahan konstruksi wajah yang ringan. tetapi bagi anak-anak yang orangtuanya tidak terlalu "cerewet" ya memang akhirnya memiliki kerusakan konstruksi wajah dari sedang hingga parah.

dan dari pengamatan bunda pula, kegiatan "menekan" mata tersebut biasanya dilakukan jika anak tidak mempunyai aktifitas, misalkan pada saat dia menunggu, dan terutama pada saat anak merasa "tertekan", "grogi", "stress" atau berbagai macam rasa "ketidaknyamanan".


note;
tulisan ini hanyalah hasil proses pengamatan dan pembelajaran bunda semata. belum ada referensi/ literatur resmi yang menjadi dasarnya.

16 komentar:

Keke Naima mengatakan...

anak umur 3 tahun emang keliatannya blm terlalu ngerti kl di kasih pengertian ya bun. Tp pengalaman sy aja y, kl sy lg mau ksh tau ttg kebiasann jelek anak-anak cara yang paling efektif emang hrs konsisten, berulang-ulang.
Kadang sy aja suka cape kok berkali2 di ksh tau gak ngerti2 juga, jadi suka kelepasan emosinya. Cuma kl terlalu sering umbar emosi yang ada malah nakalnya makin di sengajain. Makin menjadi2, jadi sayanya yg hrs nahan2 sabar u/ tetep ksh tau tp hrs marah2.
sama biasanya sy alihkan ke kegiatan yang mengasyikan buat mereka biar lupa sm kebiasaan jeleknya.
Mudah2an berhasil ya bun :)

Ninis mengatakan...

Duh Mbak... memang kadang susah ya mengendalikan emosi :(
Saya salut banget sama Mbak Prima yang super duper sabar menghadapi si kembar yang tentunya berbeda karakter..
Makanya saya seneng baca2 cerita Mbak Prima, sebagai acuan saya belajar sabar :)

Semoga sukses pencarian referensinya ya, Mbak :)
Atau Mbak Prima saja yang membuat buku? Rangkuman dari seluruh kegiatan Balqiz & Bundanya, termasuk tips2 :)

Ai Cahyati mengatakan...

hai mbak Prima, sekedar share nich...

kebiasaan Balqiz sama seperti kebiasaan saya dulu.

waktu kecil, saya juga sering menekan-nekan mata.
Menurut cerita ibu saya sih, saya punya kebiasaan itu dari sejak saya bayi.
memang benar mbak, waktu itu, saat saya menekan mata, rasanya ada sensasi lain.
jadi, saya seperti melihat cahaya yang ... gak taulah, susah menggambarkannya. yang jelas, itu seperti sebuah mainan bagi saya. Kebiasaan itu saya bawa sampai kelas 1 SD.
Tetapi karena rajinnya orangtua, saudara-saudara dan guru-guru saya mengingatkan, akhirnya kebiasaan itu hilang juga dengan sendirinya. Tapi, peran utama dalam hal ini adalah orangtua saya mbak. Merekalah yang paling sering mengingatkan saya.

Saya yakin, kalau Balqiz sering diingatkan, maka kebiasaan itu akan hilang juga.

Eucalyptus mengatakan...

Duh, memang dikau ini ibu yang huebat.... pantes aja blog ini jadi referensi ya.
Jadi begitu ya kebiasaan anak2 tuna netra? Suka colok2 mata? Wah... ada2 aja ya..
Moga2 Balqis bisa ngerti neh klo kebiasaan itu gak baik...

Diana Indah mengatakan...

mba..kok aku jadi nangis ya...nampaknya mudah...tp bukan buat diremehkan. Hiks..semoga Balqiz masuk surga ya nak...

Keluargaku Surgaku mengatakan...

Salut buat Bunda yang dengan tulus dan sabar membimbing Balqiz.
Duuuh jadi ingat, suka lupa syukur dengan apa yg kita punya... Astagfirullah...
Thanks ya bun udah mampir, aku link ya??

Rhein Fathia mengatakan...

aku selalu terharu baca blog tante... hiks.. tante hebat!!

Ira mengatakan...

Duh Bunda..mampir kesini selalu bikin adem..sabarnya Bund selangit..salam sayang buat Balqiz smoga semakin banyak kejutan membahagiakan yg Bunda dapatkan ..

Anonim mengatakan...

aduhhh... bunda sabar banget ya...menghadapi Balqiz... semoga Balqiz tetap diberikan kesehatan demikan juga dgn bunda dan keluarga... :)

Mama Krucils mengatakan...

salut buat bund .. speechless deh ..

Vina Revi mengatakan...

m'Mim, ntar coba aku tanyain ke adekku yang kebetulan seorang spesialis Mata, ya. Maklum, lama gak berurusan ama dunia medis, jadi dodol, niy. :))

btw, sekedar ngingetin.
Banyak sabar ya, mbak.
Sebisa mungkin jangan pernah mendaratkan tangan kita dengan kecepatan tinggi ke anak-anak kita.
Entah itu menampik atau yang lainnya. Terusin aja negurnya pake omongan, mbak. Jangankan anak umur 3 tahun, wong masih bayi aja sebenernya mereka udah bisa diajak komunikasi, kok. :))

Ayo, tetap semangat.
Jangan pernah putus asa.

Unknown mengatakan...

Mbak prima hebat.. nanti pasti dengan arahan bunda yang hebat, balqis bisa menghilangkan kebiasaan nekan matanya mbak... Amin
Ayo Balqis bantu bunda ya....

Anonim mengatakan...

Bu ikutan jd sabar nih aku jdnya..
Aku yakin ibu Prima pasti sdh teruji akan kesabaran ini, dan pasti dapat di permudah perjuangannya.
Salm sayang untuk balqis ya..

bundanya i-an mengatakan...

wah mba... aku belajar banyak nih dari sini..
salud buat.. mba prima yang punya kesabaran ekstra..
sun sayang buat balqis..

awi mengatakan...

wah ternyata kebiasaan itu disukai karena ada sensasinya ya, kirain karena iseng aza, info yg bagus

debbie mengatakan...

spechless mb........
kebayang sih, yang selama ini berasa pekat, trus ada pendar2 cahaya even kecil, sdh pasti menarik banget yah

big hug for balqiz yah