Bismillah,
Beberapa
kali mendapat cerita dari orangtua, diawal diagnosa mata anak-anak mereka
adalah Katarak Konginetal. Sehingga menimbulkan banyak pertanyaan juga, apakah
katarak konginetal itu? Dan kenapa ROP stage 5 bisa diduga sebagai katarak
konginetal?
Di awal diagnosa, karena keterbatasan alat, seringkali ROP stage 5 yang telah mengalami ablasio/ pelepasan retina akan memiliki ciri kekeruhan pada pupil, pupil berubah menjadi abu-abu cenderung putih. Sama dengan ciri khas pada kondisi katarak konginetal, inilah yang menjadi dasar kenapa ROP stage 5 dicurigai sebagai katarak konginetal.
Katarak
kongenital adalah jenis katarak bawaan yang sudah ada sejak lahir atau
berkembang dalam tahun pertama kehidupan. Lensa mata yang keruh membuat cahaya
sulit mencapai retina, sehingga penglihatan bayi menjadi kabur atau terganggu. Jika katarak ini tak
terdeteksi saat bayi, ada risiko kehilangan penglihatan seiring dengan
bertambahnya usia. Katarak bawaan dapat muncul tanpa penyebab pasti, beberapa
kasus dapat disebabkan oleh
faktor genetic, kelainan kromosom, tapi
paling sering ditemui berkaitan dengan penyakit infeksi saat kehamilan, seperti
rubela.
Katarak kongenital mempengaruhi perkembangan normal lensa mata
pada bayi, sehingga mengganggu penglihatan mereka sejak dini. Gejala yang
mungkin timbul meliputi penglihatan kabur, mata yang putih atau keruh, atau
ketidakmampuan bayi untuk melihat objek dengan jelas.
Tata laksana
penyembuhan katarak konginetal adalah dengan operasi. Dalam prosedurnya,
dokter akan membersihkan lensa atau mengangkat lensa mata yang keruh dan
mengganti lensa mata buatan agar penglihatan pasien katarak menjadi lebih baik.
Biasanya kelak tetap memerlukan alat bantu kacamata untuk perbaikan fungsi
penglihatannya. Perlu tindak lanjut assesmen fungsi penglihatan secara berkala
untuk memantau serta memberikan alat bantu yang tepat.
Katarak konginetal bisa dialami oleh siapa
saja, tidak terbatas disebabkan oleh kelahiran premature. Sebab itu penting
dilakukan skrining/ pemeriksaan sesuai dengan prosedur serta alat yang tepat
oleh dokter mata sub spesialis mata anak (pediatric opthalmolog). Untuk bayi
terlahir premature ( < 37 minggu) pemeriksaan pertama paling lambat usia
4minggu, untuk bayi lahir cukup bulan pemeriksaan pertama sebelum usia 6 bulan.
Ayo skrining!
Jangan abaikan pentingnya skrining. Apabila belum/
tidak mendapat saran skrining dari dokter/ rumah sakit, skrining bisa dilakukan
secara mandiri. Yuk jaga masa depan kesehatan mata anak-anak kita.
.
.
foto kiri ilustrasi mata dengan lensa normal, foto kanan ilustrasi mata dengan lensa katarak
Catatan :
sumber tulisan disarikan dari beberapa
sumber/ jurnal resmi
sumber foto diambil dari google
#PeduliKesehatanMata
#KatarakKonginetal
#AyoSkrining
Tidak ada komentar:
Posting Komentar