Ditulis kembali dari note fb tanggal 21
febr 2011
disuatu siang... aku, ayah dan balqiz awalnya sedang bermain di teras. kakak
alifah sedang tidur siang, sehingga tidak ikutan. dari yang ngobrol, bercanda,
hingga akhirnya balqiz minta ijin untuk main mobilannya diluar rumah. sudah
dijelaskan bahwa diluar sedang panas. namun yang ditanyakan balqiz justru
'sepi ato rame? ada motor gak bu?'
ya
balqiz tahu bahwa jalanan didepan rumah terkadang ramai oleh lalulalang motor
yang keluar masuk dari pintu kecil yang menghubungkan komplek kami dengan
perumahan penduduk diluar komplek.
akhirnya
kita mengijinkan balqiz untuk bermain diluar. dan aku juga sampaikan kalau
balqiz main sendiri ya, bunda dan ayah tetap nunggu diteras, balqiz hati hati
dan balqiz sudah tahu kan dimana batas got dan batas dimana balqiz boleh main.
iya kata balqiz mantap!! ya karena memang balqiz sudah mempunyai 'peta'
mengenai jalanan di depan rumah dan dia tahu apa tanda tanda jika dia sudah
sampai di ujung jalanan blok yang menghubungkan dengan jalanan utama di
komplek.. dan disanalah batas dimana dia tidak boleh berjalan tanpa ada yang
menemani.
segera
dengan asyik dia bermain. aku dan ayahnya mengawasi dari teras rumah dan siap
dengan kamera. hingga diperoleh moment dimana balqiz yang sedang menanjak namun
akhirnya dia malah terjungkir dari mobilannya, hingga terbalik badannya.
Alhamdulillah refleksnya sudah bagus.. dengan sigap balqiz mengangkat kepalanya
sehingga yang terkena hanya pantat dan punggungnya.
aku
dan ayah waktu itu memilih untuk berdiam dan melihat bagaimana lanjutanya dari
kejadian tersebut. waktu itu yang terjadi sebuah moment dimana kelucuan dan
kekuatiran yang menjadi satu, sekaligus kita ingin melihat bagaimana balqiz
menyelesaikan 'masalah'nya. aku dan ayah udah cengar cengir melihat ekspresi
wajah balqiz yang tiba tiba kaget karena mobilannya tiba tiba terjungkal dan
terbalik. bahkan sempat di pelototin sama tetangga *maaf ya tetangga kalo daku terkesan kejam * bahkan dia yang
sempat heboh... tapi bersyukur saat itu balqiz bersikap tenang dan cuek saja
'yaaaa...
jatuh deh!' ujarnya sembari memegang pantatnya sebentar dan segera bangkit.
justru saat dia bangkit tiba tiba dia menemukan bahwa baterai yang tersembunyi
di dalam badan mobilannya lepas sehingga kotak musik di mainan tersebut tidak
mengeluarkan suara. segera berteriak balqiz memanggil aku, untuk menolongnya
memasangkan kembali baterai tersebut.
jadi panggilan balqiz bukan karena dia
terjatuh namun karena dia merasa kesulitan memasang kembali baterai yang
terlepas dari kotak musik yang ada dimobilannya.
setelah dipanggil oleh balqiz barulah aku
datang dan membantunya. balqiz sendiri masih tidak merasa perlu menceritakan
bahwa dirinya jatuh, segera bangkit dari duduknya dan melanjutkan bermain lagi
bahkan hingga menyusuri jalan kecil yang menghubungkan komplek dengan perumahan
diluar.
dan
sebenarnya bukan baru sekali ini kami membiarkan balqiz berinteraksi sendiri.
jadi kami mulai mencoba 'membiarkan' balqiz berinteraksi dengan lingkungan
tanpa dia tahu bahwa kami ada dibelakangnya mengawasi. tetap mengawasi apa yang
sedang dia lakukan dan sekiranya tidak membahayakan, kami tetap meminimalkan
campur tangan kami.
buat
yang belum mengenal kami, terlihat dipermukaan adalah aku adalah seorang ibu
yang sangat cuek, menggampangkan, 'sempel'
kalo kata titinya balqiz (sempel=edan), namun semuanya bukan tanpa dasar...
tetap ada yang bisa dipelajari dan tujuan dari semua ini.
beberapa
hal yang bisa kita pelajari disini,...
1.
balqiz mulai bisa
menyelesaikan masalahnya dengan baik dan tanpa harus dibantu orang lain
2.
balqiz mulai
percaya diri bisa berinteraksi dan bermain diluar rumah pada sebuah lingkungan
yang sudah dikenalnya tanpa harus mendapat pengawasan
3.
refleks
pertahanan diri balqiz sudah mulai bagus (mengangkat kepala saat terjatuh)
4.
bagi orang lain
adalah sebuah masalah besar (terjungkirnya dia dari mainan) namun ternyata buat
balqiz bukan sebuah masalah, terlihat jelas disini adalah perbedaan pola
pandang dalam satu masalah.
5.
dengan dia segera
melanjutkan aktifitas bermain terlihat bahwa dia menyadari bahwa jika dia
mempermasalahkan terjungkirnya... dia tidak akan memperoleh pengalaman
bereksplorasi lingkungan
6.
buat aku dan ayah
sendiri ini adalah latihan bahwa kita tidak selamanya bisa mendampingi anak.
kita harus siap melepaskan anak untuk berinteraksi dalam bermasyarakat dan
menyelesaikan sendiri 'masalah' nya...
disekolah
pun, aku mulai melatih balqiz untuk berjalan sendiri menuju kelasnya tanpa aku
dampingi. hari pertama dilakukan balqiz dengan menangis... berlelehan
airmatanya. membuat heran para ibu guru dan asisten yang kelasnya terlewati
dalam rute balqiz menuju kelasnya. jadi menjelang sampai di sekolah, aku
katakan kepada balqiz, balqiz turun dari mobil jalan sendiri ke kelas, nanti
ibu akan susul balqiz di kelas karena ibu harus membereskan selimut, tas dan
mainan yang ada dimobil terlebih dahulu.
sembari
menangis dan berteriak memanggil ibu, balqiz berjalan menuju kelasnya. sapaan
dari beberapa ibu guru dan asisten guru tetap dibalas namun sembari menangis.
aku yakin berbagai tanda tanya ada dalam benak mereka karena yakin program ini
belum disosialisasikan kepada staf pengajar di sekolah. hehehehee.... karena
idenya tiba tiba saja datangnya.
ya
balqiz harus belajar berjalan sendiri menuju kelasnya. demikian juga saat dia
pulang sekolah dia harus berjalan sendiri dari kelas menuju area parkiran dan
ruang tunggu.
adalah salah satu persiapan menuju kemandirian
dan kepercayaan diri.
kok
tega banget seh!!! begitu yang ada dalam benak dan kepala banyak orang. yakin!!
dan
sebenarnya bukan hal yang mudah buat aku. menurutin kata hati yang muncul
justru keinginan selalu memproteksi anak serapat mungkin, ibarat kristal yang dikuatirkan
akan pecah berkeping keping tanpa tersisa. tetap ada pergulatan batin dalam
diriku. antara ingin memeluk dan ingin agar anak mandiri.
perjalanan
kami masih panjang... semoga kami punya waktu yang panjang juga guna membekali
balqiz dalam menempuh 'jalan hidupnya' sendiri!!