Rabu 13 Desember 2017
Ibuk
dan dua teman hari ini ke Bandung. Maria semalam datang dari Sangatta. Kami
bertiga memang merencanakan perjalanan ini sudah beberapa minggu yang
lalu. Rencana akan survey ke PSBN
Wyataguna dan SLB A Bandung.
Sesuai
rencana kita berangkat dari rumah pukul 5.30. Dalam perjalanan kali ini Balqiz
diajak sama ibuk. Yaaaa karena dirumah gak ada yang bisa diminta tolong jagain
Balqiz. Mau nitip 2 anak ke Titi kok rasanya kasian aja yang dititipin
ketambahan dua anak.
foto : jalan tol cikampek menuju bandung
Selama
perjalanan Pondok Gede – Bandung, Balqiz sukses tidur nyenyak di jok belakang.
Baru bangun saat sudah berada di palataran parkir komplek Wyataguna.
Mampir
keluar tol Cibitung untuk njemput Cici. Hahahaha ternyata jalanan macet yak dan
bersaing berebut jalan dengan berbagai kendaraan kelas berat karena yang
didatangi adalah area kawasan Industri.
Kita
tiba di Bandung sekitar pukul 09.00 wib, wes ngandalin google maps dan telpon
beberapa teman buat mengarahkan jalan menuju tujuan ke Jl Pajajaran. Hahahaha
gak blusuk blusuk ke mana mana di Bandung, karena memang gak ada planning
tujuan lain.
foto : cici, ibuk, maria sesaat tiba di halaman panti
Tiba
di Wyataguna kita langsung menuju ke kantor panti. Di temui oleh petugas yang
jaga dan mendapatkan keterangan yang dibutuhkan. Saat ini penghuni panti ada
175orang. Yang terdiri dari 75 anak usia sekolah dari tingkat sd sampai kuliah.
Dan 100 orang dewasa sebagai warga binaan.
Untuk
bisa menjadi penghuni panti, selain mengajukan permohonan (ada formulir yang
harus diisi dan dilengkapi dengan surat pengantar dari dinas sosial propinsi
asal) juga mengisi daftar tunggu. Saat ini untuk menjadi penghuni panti harus
menunggu hingga ada penghuni yang keluar baru bisa masuk. Dikarenakan
keterbatasan tempat di asrama. Tidak dipungut biaya, dibiayai sepenuhnya oleh
Dinas Sosial. Mendapat jatah makan sehari 3kali. Dan ada banyak kegiatan serta
pelatihan yang bisa diikuti selama menjadi penghuni. Dalam setiap asrama ada
pengasuh yang bertanggungjawab. Adapun sekolah, diserahkan kepada orangtua dan
menjadi manajemen terpisah dari SLB A Bandung. Jadi diterima di SLB A Bandung
belum tentu bisa serta merta mendapatkan tempat diasrama PSBN Wyataguna.
foto : maria, cici dan balqiz sedang berbincang dengan pengurus panti
Selesai
mendapat informasi dari panti, kami dipersilahkan sendiri untuk berkeliling
melihat asrama. Sambil menuju asrama, kita menuju ke kantor SLB A Bandung yang
terletak tidak jauh dari kantor PSBN.
Pendaftaran
siswa baru di tahun ajarain 2018/2019 dimulai di kisaran bulan Mei/ Juni 2018.
Adapun persyaratan ya umumnya pendaftaran siswa baru, KK dan KTP orangtua,
serta akta lahir, Ijasah dan FC Rapor terdahulu, apabila statusnya pindah
sekolah (bukan murid baru pada jenjang sekolah) maka diperlukan surat pindah
dari Diknas Propinsi asal.
Karena
sudah libur sekolah, jadinya suasana sekolah di ruang ruang kelas sepi tidak
berpenghuni. Hanya ada tampak beberapa siswa SMA yang masih punya kegiatan
sehingga belum libur.
foto : lorong kelas slb a bandung yang sepi
Menyusuri
halaman komplek PSBN yang luas, udara yang segar walaupun di tengah kota
Bandung tetap terasa. Satu persatu bangunan dan asrama yang ada kami coba
melihat. Kesan yang tampak adalah, bangunan cukup kokoh namun kesan kusam dan
gelap sangat terasa. Sempat masuk ke dalam salah satu asrama, berharap bisa
bertemu dengan seseorang yang bisa diajak ngobrol atau dimintai keterangan. Ruangan
dalam asrama hanya remang remang, tidak banyak sinar matahari yang bisa masuk
dan penerangan juga hanya sekedarnya. Tampak ketidak rapian disana sini. Hmmmm….
Kami bertiga hanya bisa berpandangan dan seketika kami punya penilaian yang
sama. Oke fixed buat kami bertiga, tidak akan tega menempatkan anak anak kami
di sini. Asrama maksudnya ya. Untuk ke SLB A mungkin masih bisa
dipertimbangkan, namun tidak berasrama di PSBN.
foto : tampak luar salah satu ruang asrama panti
Memutuskan
tidak berlama lama di area asrama, kami mampir sebentar ke Low Vision Centre. Sayangnya
gak bisa bertemu dengan bu Desi karena bu Desi sudah tidak berkarya di sana. Kami
di temui oleh pak Husni. Dan juga teman teman para orangtua yang putra putrinya
sedang ada kelas disana.
Sebuah
kunjungan silaturahim yang singkat namun menyenangkan, bisa berbagi sayang
bersama mereka.
Dari
PSBN Wyataguna kami kemudian bergerak menuju ke Café Kartika Sari di Dago. Hmmmm
lapar dan lelah mulai melanda. Disana sambil menunggu abang Enrique putra bu
Maria yang memang bersekolah di Bandung.
Café
nya nyaman, rekomenden banget, makanannya enak enak. Aku dan Cici pesan mie
kocok, balqiz makan paket nasi timbel ayam goreng, Maria yang niat dan ngidam
sop buntut. Daaaannn mie kocoknya emang mantaaappp. Enak.
foto : mie kocok cafe kartika sari
Konsep
One Stop Shopping sangat nyaman. Ada area resto, area shopping centre juga
tempat membeli oleh oleh produk Kartika Sari. Ada playground juga buat anak
anak, mushala walaupun kecil tapi bersih. Dan yang penting lagi di mushala
disediakan kursi bagi jamaah sholat yang memerlukan kursi. Tidak banyak masjid/
mushala yang menyediakan kursi jadi kalau ada yang menyediakan menjadi poin
tambahan.
Jam
3 sore, kami beranjak keluar Bandung menuju Pondok gede kembali. Esok hari masih ada rencana berikutnya. Bye