Senin, 20 Februari 2012

ngelayap

sore ini balqiz kembali 'ngelayap' ke kampung sebelah,.. rupanya dia mendengar suara suara teman-temannya yang sedang bermain di mushala, jadilah dia menyusul untuk bergabung bermain bersama.

rumah kami terletak disebuah komplek yang bersebelahan dengan rumah rumah penduduk, ada pintu kecil di samping tembok komplek yang menghubungkan dengan perkampungan penduduk sebelah komplek.

dan cukup banyak anak anak seusia balqiz yang sering bermain. biasanya di sore hari anak anak bermain di jalanan depan rumah, karena jalanan depan rumah kami kebetulan jalan buntu dan kendaraan yang masuk ya hanya kendaraan penghuni saja. sehingga cukup aman menjadi arena bermain anak anak. mulai dari bermain bola, sepeda, bulutangkis atau sekedar ngumpul bercanda.

sejak Alifah dan Balqiz masih bayi, jika cuaca memungkinkan dan mereka sehat, setiap pagi dan sore mereka aku bawa jalan jalan keluar rumah. disamping buat mencari udara segar keluar dari rumah, juga buat bersosialisasi dengan lingkungan. sekaligus merupakan proses pembelajaran 'orientasi mobilitas' bagi balqiz tentang lingkungan di sekitar rumahnya. walaupun pada saat itu, aku masih belum 'ngerti' tentang konsep OM.

yang ada dalam kepalaku saat itu ya, pokoke keluar dari rumah, biar si kembar tahu lingkungan rumahnya dan tetangga sekitar rumah juga tahu tentang si kembar, terutama mengetahui keberadaan balqiz. ini looo tetangga kalian ini ada yang tunanetra. terlebih dengan banyaknya anak anak yang sebaya usianya, aku hanya punya 'cita cita' bahwa ini loooo balqiz yang tunanetra adalah teman kalian, gak beda dengan kalian, sama sama anak kecil, sama sama bisa bermain juga. sehingga harapanku saat itu, kelak mereka tumbuh bermain bersama sehingga terjadi sebuah 'pertemanan' yang biasa dan tidak ada yang aneh. istilah kerennya inklusi bermasyarakat.

ya sangat mensyukuri bahwa rumah kami memiliki lingkungan yang cukup mendukung 'isi kepalaku' tadi. karena harus aku akui juga bahwa tidak banyak keluarga yang memiliki lingkungan yang kondusif seperti ini.

jadi rasanya semua terlihat wajar saja, balqiz mempunyai banyak teman dirumah, apalagi didukung dengan Balqiz yang memang cerewet banyak berbicara. bahkan kalau boleh diakui, dirumah teman Balqiz lebih banyak daripada teman alifah. mengingat Alifah memang lebih pendiam.

terlebih sekarang dimana pengetahuan OM Balqiz semakin baik dan dia sudah sangat mengenal sekali lingkungan sekitar rumahnya, sehingga yakin melangkah kemana saja tanpa harus kuatir dia nabrak tembok rumah tetangga atau tercebur got. dan dia tahu tanda tanda yang harus dia kenali untuk bisa sampai ke satu tempat.

alhasil,..... kalau dia sudah mendengar teman-temannya, tidak ada ragu lagi untuk melangkahkan kakinya untuk bergabung bersama.

jika memandang mereka bercengkerama, secara sekilas tidak terlihat bahwa salah satu dari mereka adalah penyandang tunanetra.




5 komentar:

M. Raul Yasin Widjayabrata mengatakan...

seharusnya memang seperti itu ya ni, karena saudara terdekat kita kan tetangga.... *kerlingin mata

Keke Naima mengatakan...

seneng bgt liatnya ya mbak.. Jadi kita saling menjaga :)

mimi RaDiAl mengatakan...

kehidupan di komplek biasanya monoton, beda dg hidup di non komplek...lbh bahagia anak2nya krn ta ada kekangan mereka mau bermain apa...
musti srg2 maen kesana y balqiz :)

Unknown mengatakan...

aih balqiz pinter ya mba... sayangnya aku pengen ngesun pipinya, balqiz masih belom kenal akyuh :)

Bundanya Nay dan Carissa mengatakan...

acis nanti ngelayapnya sampe balaraja ya kerumah nayla, qiqiqi