Mempersiapkan Balqiz memasuki sekolah dasar, pihak sekolah bersama ayah-bunda duduk bersama dan merancang program yang bisa mendukung kesiapan Balqiz. Selain meningkatkan baca tulis Braille baik dalam membaca maupun berhitung. Dipersiapkan juga mental psikologinya, juga kesiapan sosialisasi. Baik dengan teman maupun dengan guru. Juga dipersiapkan perubahan setting kelas, dimana saat di kelas Pelayanan Dini (Peldi/ TK) rasio guru dan murid adalah rasio yang ideal 1 : 1 menjadi setting kelas dengan rasio 1 guru : 5 murid di sekolah dasar.
Jadilah Balqiz menjalani masa transisi. Dimana seminggu dua kali Balqiz menjadi ‘anak sd’, belajar di kelas sekolah dasar. Terlihat antusias sekali untuk bisa segera menjadi ‘anak sd’. Percaya dirinya cukup tinggi dan menurut guru yang mendampinginya Balqiz tekun dan bisa mengikuti kegiatan belajar dengan baik. Bisa terlibat sosialisasi bersama teman dengan baik.
Hari ini Balqiz kembali menjadi anak sd, dan sudah memakai seragam putih merah seperti layaknya anak sd. Permintaan seragam inipun karena Balqiz mengetahui bahwa kalo di sd, murid muridnya sudah pakai seragam, seragam putih merah. Tidak seperti di Peldi yang memakai baju bebas.
Berharap dengan program yang telah disusun dan dilaksanakan, nantinya Balqiz siap baik secara mental maupun akademik memasuki masa pendidikan dasarnya di sekolah dasar. Mengingat selama ini Balqiz sudah berada di ‘comfort zone’ program Pelayanan Dini. Dia sudah teramat mengenal lingkungan, guru, teman dan situasi. Saatnya meninggalkan ‘comfort zone’ menerima tantangan baru. Dan….. sebenarnya yang meninggalkan ‘comfort zone’ tersebut bukan hanya Balqiz. Tetapi bundanya juga. Tantangan didepan sana sudah terbuka dan semakin mendekati garis start. Insya Allah kami siap. Bismillah,..