Mengajarkan
sholat kepada anak tidak hanya melulu soal hafalan bacaan dan doa-doa yang ada
dalam rangkaian sholat. Namun juga mengajarkan gerakan dari sholat tersebut. Bagi
alifah yang ‘awas’ bisa dengan mudah melihat contoh saat melihat ayah/ ibunya sholat.
Namun bagaimana dengan balqiz yang tunanetra?
selain menyebutkan bahwa runutan gerakan dari sholat dari takbiratul ihram hingga tahiyatul akhir dan salam, juga harus disertai mengajarkan langsung gerakan-gerakan tersebut.
selain menyebutkan bahwa runutan gerakan dari sholat dari takbiratul ihram hingga tahiyatul akhir dan salam, juga harus disertai mengajarkan langsung gerakan-gerakan tersebut.
Dan
meng-koreksinya dari gerakan sholat apabila masih terjadi kekeliruan. Terlihat sepele
memang, dan ada juga yang beranggapan, ah masih kecil ini, nanti juga akan
bener juga sholatnya, toh sholatnya kan baru belajar, wajar kalau masih salah
gerakan.
Ya
memang sekarang baru latihan, baru belajar namun apabila tidak segera
dibetulkan, kami khawatir balqiz akan menganggap bahwa itu gerakan yang benar
dan tidak perlu dirubah.
Jika
wiken tiba dan selesai shalat berjamaah, setelah mengaji, ayah meminta balqiz
untuk praktek gerakan sholat, dan saat itulah gerakan sholat balqiz dikoreksi
oleh ayah. Tidak mudah, dan butuh pengulangan koreksian. Jadi ya hampir tiap
wiken selalu di sidak oleh ayah
Semoga
kelak menjadi anak sholehah ya nak