buru
buru note ini ditulis, biar gak lupa dan mumpung masih semangat nulis dan
sebagai proses pembelajaran juga buat bunda.
seorang kerabat terbelalak mendengar
obrolan bunda dan acis,..
acis
: ibuk,… semalam aku liat tikus gelantungan di teralis dapur
ibuk
: oya? … trus acis ngapain? Tikusnya ditangkap tidak
acis
: enggaklaaaaa, aku kan udah gede gak bisa ikutan gelantungan di teralis
ibuk : @#^*$)!($^&&%$$
A
: heh… mim! Itu acis masih bisa ‘liat’ yaaaa
ibuk
: gak,… kan udah dijelasin kalo acis buta total
A
: lhaaaa…. Itu barusan dia cerita kalo ‘liat tikus gelantungan di teralis
dapur’, masih ngkali dia bisa ‘liat’ samar-samar
Ibuk
: yeeeeeeeee….. kok ngotot! Gak, acis itu buta total
A
: heh @_@&$(@(!)*!~^^#!
“liat”
versi acis adalah dengan cara mendengar, meraba, mencium, merasakan.
Memaksimalkan indera lainnya.
Membantu anak dengan gangguan
penglihatan, harus bisa melihat dari sisi si anak, bukan dari sisi orangtua.
Ini yang terkadang terlupakan oleh orangtua, membungkus atas nama sayang tetapi
yang sebenarnya adalah memunculkan keegoisan orangtua.
Menstimulasi
fungsi indera perabaan, pendengaran, penciuman, perasa sehingga bisa
dimaksimalkan untuk menggantikan indera penglihatannya. Dan proses stimulasi
ini idealnya dilakukan sedini mungkin. Karena tidak serta merta anak-anak
dengan gangguan penglihatan (selanjutnya
saya menyebut dengan abk) ini
piawai serta merta semua inderanya ‘tajam’
Saat
berkegiatan kita membiasakan diri untuk selalu melibatkan abk kita ini. Kita
jelaskan secara detail apa yang kita lakukan dan apa yang ada di sekitar kita.
Dan seperti yang sudah pernah bunda sampaikan bahwa, anak anak kita bak spon
yang menyerap segala sesuatunya dan pada waktunya nanti akan dikeluarkan di
saat yang tepat.
Sebagai
contoh, di sini bunda berikan ilustrasikan mandi. Kegiatan mandi adalah sebuah
kegiatan yang biasanya disukai anak anak, karena bermain air.
“yukkk
acis, sudah sore, kita mandi ya nak” sebuah ajakan kepada anak, sambil
memeluknya dan kemudian membantu membuka baju
“nah,
kita buka baju dulu ya. Bajunya sudah kotor, yuk kita letakkan dulu ke
keranjang ya” kegiatan dilakukan sambil membuka baju dan kemudian berlanjut
anak diajak untuk meletakkan di keranjang pakaian kotor.
“waaahhh
suara air ya cis” kegiatan dilakukan sambil membuka keran air dengan meletakkan
tangan anak pada keran air dan merabakan secara keseluruhan pada keran tersebut
sehingga anak punya gambaran bentuk keran air seperti apa. Walaupun belum kuat
untuk memutar, anak mengetahui bahwa suara air berasal dari keran, dan bentuk
keran air itu seperti apa.
‘nah,
ini gayung yaaa, untuk mandi” anak ditunjukkan gayung dan kembali dirabakan
kemudian dipergunakan untuk mandi
“mandi
itu biar bersih kita pakai sabun… hmmm licin ya, tapi harum lhooo wangi sabun.
Sabun itu kita sapukan ke badan ya nak… biar bersih menghilangkan keringat dan
kotor… aaaa tadi kan kita sudah main, sudah jalan-jalan, badan jadi keringatan
dan kotor” sambil berkegiatan, sambil anak dikenalkan sabun, wanginya, merasakan
licinnya. Demikian juga untuk mengenalkan shampoo.
“sudah
selesai…. Kita keringkan badan dulu yaaa dengan handuk. Hmmm handuknya lebar
yaaa nak. Hehehehe… kenapa? Handuk itu untuk mengeringkan badan, dan agak kasar
teksturnya” sambil merabakan kepada tekstur handuk yang biasanya agak lebih
kasar dari kain biasa.
Jika
terbiasa menggunakan bedak, atau lotion, tetap berproses sambil diinformasikan
secara detail.
“biar
cantik dan rapi, acis rambutnya disisir dulu yaaaa” sambil di rabakan sisir
sekaligus disampaikan fungsi dari sisir adalah untuk menyisir rambut.
Semoga
ilustrasi diatas bisa menjadi telaah dan proses pembelajaran.
Hehehehe…..
pasti akan ada yang langsung berteriak, gak sempat bundaaa…. Mepet waktunya,
repot, harus ina inu ini itu. Ya harus diakui memang, proses pembelajaran
bersama abk kita membutuhkan waktu yang ‘lebih lama’.
Apalagi,…
satu proses itu tidak hanya 1x saja dilakukan, tetapi berulang kali, ribuan
kali harus diulang dan dijalani.
Repot?
Ya.
Capek?
Ya.
Butuh
waktu? Ya.
Ribet?
Ya.
Tapi
bisa dilakukan dan, harus dilakukan karena demikianlah cara abk kita belajar :)