sebuah pertanyaan dari seorang wartawan hari ini cukup membuatku berpikir.
'benar ini semua adalah orangtua dari anak anak penyandang cacat?'
hingga dua kali pertanyaan tersebut dilontarkan seakan untuk meyakinkan dirinya yang tengah tidak percaya bahwa kami adalah para orangtua dari anak anak berkebutuhan khusus (ABK).
hari ini, Senin 13 Desember 2010, YPD Rawinala beserta Komite Sekolah Rawinala dan Balita Tunanetra mengadakan aksi simpatik di Bundaran HI dalam rangka memperingati HIPENCA (Hari Internasional Penyandang Cacat).
berbagai persiapan sudah dilakukan demi kelancaran acara ini. termasuk perijinan, spanduk spanduk, acara yang akan ditampilkan, brosur dan souvenir yang akan dibagikan, termasuk siapa saja peserta yang akan mengikuti acara ini.
bunda sendiri merasa seru dan asyik menjalaninya, apalagi seumur umur tinggal di Jakarta juga belum pernah menginjakkan kaki di Bundaran HI yang merupakan salah satu ikon Jakarta. whuaaaaa udah terbayang aja bakalan seru.
Alhamdulillah berangkat sesuai dengan rencana, dan armada transportasi juga memadai. tiba di sisi Bundaran HI pukul 09.00 wib, setelah melapor pada pimpinan polisi yang bertugas, kami briefing dan segera menyeberang ke Bundaran HI. persiapan ini itu dan mulailah kita semua beraksi.
anak-anak memainkan musik gamelan dan angklung memainkan lagu lagu campursari, secara bergantian orasi juga dibawakan dari pihak YPD Rawinala, Komite Sekolah dan Balita Tunanetra. dan para orangtua membagikan souvenir beserta brosur kepada para pengendara saat lampu merah menyala.
taknyana ada beberapa wartawan yang meliput, walau gak jelas juga mereka dari media mana saja. yang terlihat dengan jelas hanyalah logo dari TVRI dan SCTV. beberapa dari kami diwawancarai. dan terlontarlah pertanyaan diatas tadi.
apakah benar kami adalah para orangtua dari ABK??
sebuah pertanyaan yang sangat mengusik hati bunda. sejurus bunda menelaah apa yang terjadi hari ini sehingga pertanyaan tersebut terlontar. kalau boleh 'geer' mungkin inilah dasar dari pertanyaan tersebut!
1. ABK yang dengan mahirnya memainkan alat alat musik yang cukup sulit (gamelan)
2. senyum ceria dan semangat yang terlihat dari raut semua para orangtua yang mengikuti acara
mungkin sudah banyak memang liputan liputan mengenai berbagai kegiatan dari ABK jadi mungkin sudah tidak terlalu asing lagi. namun rasanya belum banyak yang meliput bagaimana sisi orangtua dari ABK. mungkin yang ada dalam benak masyarakat awam bahwa mempunyai ABK identik dengan kesedihan, nelongso, kegundahan, putus asa. sementara yang terlihat dari para orangtua yang hadir tadi pagi, sama sekali tidak menggambarkan hal tersebut. bahkan jauh sekali dari kesan tersebut.
senyum bahkan tawa ceria, semangat, dan optimisme yang terlihat, tak lupa juga kenarsisan dari mereka *heheheh.. gak mereka ding! kalo itu mah keiknya bunda* yang tak lepas dari jepretan kamera ^_*
tersirat dalam raut wajah para orangtua adalah keyakinan bahwa anak anak kami juga bisa berprestasi, juga bisa mempunyai berbagai kemampuan dan kemahiran, mempunyai masa depan yang baik juga. kami semua berjuang untuk memberikan ruang bagi anak anak berkebutuhan khusus bahwa mereka ada dan mereka bisa!!
ya!!
mempunyai ABK bukan akhir dunia,
mempunyai ABK bukan akhir segalanya,
tapi
mempunyai ABK adalah semangat!!!