Jumat, 04 Januari 2013

Louise Braille dan Sejarah Tulisan Braille



Louise Braille dilahirkan di desa Coupvray, 40km dari kota Paris pada tanggal 4 Januari 1809. Pada usia 3 tahun Louise Braille menjadi tunanetra karena matanya terkena pisau dan menjadi rusak karena infeksi. Tahun 1819 ketika berusia 10 tahun Louise Braille mulai bersekolah pada L’eecie des Yeunes Avengles di kota Paris, yaitu sekolah tunanetra pertama yang didirikan oleh Valentine Hauy tahun 1784.
Louise Braille tergolong anak yang cerdas serta memiliki kemauan yang keras. Setelah tamat sekolah ia bekerja pada sekolah tersebut sebagai guru (repetitor). Pada saat itu tulisan yang digunakan ialah tulisan latin yang dicetak timbul (relief).

Sejaman dengan kehidupan Louise Braille, seorang opsir tentara berkuda Perancis yang bernama Charles Barier menciptakan tulisan titik=titik timbul yang dapat dibaca dengan cara diraba. System tulisan ini terdiri dari 12 buah titik. Louise Braille sangat tertarik kemudian menyimpulkan bahwa tulisan system titik-titik timbul lebih baik daripada tulisan relief latin.

Louise Braille menyusun kembali system tulisan titik-titik menjadi 6 titik saja, yang kemudian dikenal sebagai tulisan Braille. Ia ciptakan system tulisan itu untuk keperluan bahasa, berhitung dan music. Ia juga menciptakan alat tulisnya yang diberi nama reglette.

Pada tahun 1836 sistem tulisan Braille sudah lengkap dan sejak itu perjuangan Louise Braille diarahkan untuk memperkenalkan system tulisan Braille agar dapat dipergunakan secara luas dan umum sebagai tulisan resmi orang-orang tunanetra. 

Pada tahun 1860 dalam suatu konggres Internasional, tulisan Braille diterima sebagai tulisan resmi bagi sekolah-sekolah tunanetra diseluruh Eropa Barat.
Pada tanggal 6 Januari 1852 Louise Braille wafat. Untuk mengenang jasa-jasa Louise Braille maka di desa kelahirannya Coupvray, didirikan Monumen Louise Braille dan setiap tanggal 4 januari diperingati diseluruh dunia sebagai hari Braille.

Perkembangan Tulisan Braille di Indonesia
Tulisan Braille mulai dipergunakan di Indonesia sejak tahun 1901 ketika Dr. Westhoff mendirikan sekolah Blinden Instituut di Bandung. Sampai pada masa proklamasi kemerdekaan RI, system tulisan Braille yang dipergunakan di Indonesia adalah system tulisan Braille dari Negara Belanda.

Setelah pemerintah mendirikan SGPLB di Bandung tahun 1952, perkembangan pendidikan bagi anak tunanetra meningkat dengan pesat dan pada tahun 1972 dengan diberlakukannya Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan, maka tulisan Braille pun menyesuaikan dengan EYD tersebut, dan sekaligus disusun system Tulisan Singkat Braille Indonesia (TUSING).

Pada tahun 1974 Pedoman penulisan Braille menurut EYD dibakukan. Selanjutnya Direktorat Pendidikan Dasar melakukan penyempurnaan system tulisan Braille Indonesia tersebut melalui kegiatan lokakarya dan seminar-seminar agar sesuai dengan kaidah-kaidah pada tulisan cetak/ latin. Pada tahun 1999 diterbitkan buku Pedoman Penulisan Braille Indonesia yang telah disempurnakan yang isinya mencakup seluruh lambing-lambang dalam bidang bahasa, matematika, IPA, Kimia, Musik dan Arab.


disadur dari Resource Centre - Braille Books Production

Tidak ada komentar: