Selasa, 28 Februari 2012

anak sd




Sudah dua minggu ini balqiz jadi ‘anak sd’. Insya Allah tahun ajaran mendatang Balqiz akan masuk sd. Kami merencanakan Balqiz akan masuk sd di SLB A Pembina di Lebak Bulus. Seperti yang pernah bunda tulis sebelumnya bahwa rencana kami semula Balqiz akan menjalani program inklusi di sd negeri beralih ke SLB A. kami melihat dan menilai Balqiz “belum siap’ untuk menjalani program inklusi.

Mempersiapkan Balqiz memasuki sekolah dasar, pihak sekolah bersama ayah-bunda duduk bersama dan merancang program yang bisa mendukung kesiapan Balqiz. Selain meningkatkan baca tulis Braille baik dalam membaca maupun berhitung. Dipersiapkan juga mental psikologinya, juga kesiapan sosialisasi. Baik dengan teman maupun dengan guru. Juga dipersiapkan perubahan setting kelas, dimana saat di kelas Pelayanan Dini (Peldi/ TK) rasio guru dan murid adalah rasio yang ideal 1 : 1 menjadi setting kelas dengan rasio 1 guru : 5 murid di sekolah dasar.

Jadilah Balqiz menjalani masa transisi. Dimana seminggu dua kali Balqiz menjadi ‘anak sd’, belajar di kelas sekolah dasar. Terlihat antusias sekali untuk bisa segera menjadi ‘anak sd’. Percaya dirinya cukup tinggi dan menurut guru yang mendampinginya Balqiz tekun dan bisa mengikuti kegiatan belajar dengan baik. Bisa terlibat sosialisasi bersama teman dengan baik.

Hari ini Balqiz kembali menjadi anak sd, dan sudah memakai seragam putih merah seperti layaknya anak sd. Permintaan seragam inipun karena Balqiz mengetahui bahwa kalo di sd, murid muridnya sudah pakai seragam, seragam putih merah. Tidak seperti di Peldi yang memakai baju bebas.

Berharap dengan program yang telah disusun dan dilaksanakan, nantinya Balqiz siap baik secara mental maupun akademik memasuki masa pendidikan dasarnya di sekolah dasar. Mengingat selama ini Balqiz sudah berada di ‘comfort zone’ program Pelayanan Dini. Dia sudah teramat mengenal lingkungan, guru, teman dan situasi. Saatnya meninggalkan ‘comfort zone’ menerima tantangan baru. Dan….. sebenarnya yang meninggalkan ‘comfort zone’ tersebut bukan hanya Balqiz. Tetapi bundanya juga. Tantangan didepan sana sudah terbuka dan semakin mendekati garis start. Insya Allah kami siap. Bismillah,..




Senin, 20 Februari 2012

kenapa harus all about balqiz

blog ini memang harus bernama 'all about balqiz', semua tentang cerita balqiz. sebelum blog ini bunda buat, bunda sudah punya blog sendiri atas nama pribadi, disana ceritanya lebih nano nano tentang banyak hal dan termasuk juga curhatan bunda.

blog ini bunda tulis untuk mendokumentasikan banyak hal tentang balqiz. seperti yang sudah diketahui bahwa Balqiz Baika Utami, putri kembar kedua bunda adalah penyandang tunanetra.

berawal dari kebingungan bunda saat memperoleh vonis dokter mengenai kepastian kondisi mata balqiz. dimana saat itu sebenarnya sudah dilakukan upaya ikhtiar operasi sebanyak dua kali di Singapore. Namun ketentuan Allah SWT jualah yang berlaku.

Bingung, sedih, gak tahu harus gimana, mengingat minimnya informasi mengenai tumbuh kembang anak anak tunanetra. mau cari info dimana? majalah yang ada isinya melulu tentang bayi/ anak yang tidak memiliki hambatan. juga buku buku tumbuh kembang yang ada di toko buku tidak membantu sama sekali. informasi di internet juga masih sangat sedikit sekali, itupun referensi yang ada bukan berasal dari Indonesia.

dokter sendiri pun setelah memberikan vonis, tidak memiliki solusi atau informasi yang diperlukan untuk masa masa 'pasca vonis'.

sempat waktu itu bunda memperoleh satu kontak person dari pihak dokter mata yang merawat, sesama orangtua yang memiliki anak dengan hambatan penglihatan. setelah bunda mencoba menghubunginya, mencoba menjalin silaturahmi, mencoba mencari informasi bagaimana beliau menstimulus anandanya. namun,... ternyata harapan bunda hanya tinggal harapan. beliau enggan berbagi.

sempat terbersit amarah juga, kenapa sih gitu aja gak mau berbagi!! apa sih susahnya berbagi informasi,.... gw kan butuh informasi itu!!!! di kemudian hari, bunda baru bisa memahami kenapa dan kenapanya.

dari situlah titik mula bunda berpikir, bahwa bunda harus 'do something' untuk balqiz. usianya semakin hari semakin bertambah dan tentunya membutuhkan stimulus untuk tumbuh kembangnya. mulailah proses trial and error pembelajaran bagi bunda, balqiz dan keluarga.

dari proses trial and error tadilah bunda coba menuliskannya di blog ini. balas dendam ceritanya, kalo aku gak dapat info dari orang lain... maka orang lainlah yang bakal dapat info dari bunda!! ya karena bunda berpikir pasti ada 'diluar' sana orangtua orangtua lainnya yang sama bingungnya sama sedihnya dengan bunda. nah mari kita berbagi. ya berbagi semua, berbagi sedih, berbagi bingung, berbagi perasaan, berbagi proses belajar, berbagi cerita. tentang tumbuh kembang anak anak yang memiliki hambatan penglihatan.

intinya bunda gak mau orang nyari informasi di internet tentang 'anak tunanetra' mendapatkan hasil yang 'nol', harus ada informasi yang diperoleh, harus ada semangat yang bisa dibagikan. bunda mencoba berbagi dengan 'cara bunda',..... all about balqiz


Tulisan ini diikutsertakan dalam Kontes “Ngeblog di Mata Perempuan” yang diselenggarakan oleh Emak Blogger.

ngelayap

sore ini balqiz kembali 'ngelayap' ke kampung sebelah,.. rupanya dia mendengar suara suara teman-temannya yang sedang bermain di mushala, jadilah dia menyusul untuk bergabung bermain bersama.

rumah kami terletak disebuah komplek yang bersebelahan dengan rumah rumah penduduk, ada pintu kecil di samping tembok komplek yang menghubungkan dengan perkampungan penduduk sebelah komplek.

dan cukup banyak anak anak seusia balqiz yang sering bermain. biasanya di sore hari anak anak bermain di jalanan depan rumah, karena jalanan depan rumah kami kebetulan jalan buntu dan kendaraan yang masuk ya hanya kendaraan penghuni saja. sehingga cukup aman menjadi arena bermain anak anak. mulai dari bermain bola, sepeda, bulutangkis atau sekedar ngumpul bercanda.

sejak Alifah dan Balqiz masih bayi, jika cuaca memungkinkan dan mereka sehat, setiap pagi dan sore mereka aku bawa jalan jalan keluar rumah. disamping buat mencari udara segar keluar dari rumah, juga buat bersosialisasi dengan lingkungan. sekaligus merupakan proses pembelajaran 'orientasi mobilitas' bagi balqiz tentang lingkungan di sekitar rumahnya. walaupun pada saat itu, aku masih belum 'ngerti' tentang konsep OM.

yang ada dalam kepalaku saat itu ya, pokoke keluar dari rumah, biar si kembar tahu lingkungan rumahnya dan tetangga sekitar rumah juga tahu tentang si kembar, terutama mengetahui keberadaan balqiz. ini looo tetangga kalian ini ada yang tunanetra. terlebih dengan banyaknya anak anak yang sebaya usianya, aku hanya punya 'cita cita' bahwa ini loooo balqiz yang tunanetra adalah teman kalian, gak beda dengan kalian, sama sama anak kecil, sama sama bisa bermain juga. sehingga harapanku saat itu, kelak mereka tumbuh bermain bersama sehingga terjadi sebuah 'pertemanan' yang biasa dan tidak ada yang aneh. istilah kerennya inklusi bermasyarakat.

ya sangat mensyukuri bahwa rumah kami memiliki lingkungan yang cukup mendukung 'isi kepalaku' tadi. karena harus aku akui juga bahwa tidak banyak keluarga yang memiliki lingkungan yang kondusif seperti ini.

jadi rasanya semua terlihat wajar saja, balqiz mempunyai banyak teman dirumah, apalagi didukung dengan Balqiz yang memang cerewet banyak berbicara. bahkan kalau boleh diakui, dirumah teman Balqiz lebih banyak daripada teman alifah. mengingat Alifah memang lebih pendiam.

terlebih sekarang dimana pengetahuan OM Balqiz semakin baik dan dia sudah sangat mengenal sekali lingkungan sekitar rumahnya, sehingga yakin melangkah kemana saja tanpa harus kuatir dia nabrak tembok rumah tetangga atau tercebur got. dan dia tahu tanda tanda yang harus dia kenali untuk bisa sampai ke satu tempat.

alhasil,..... kalau dia sudah mendengar teman-temannya, tidak ada ragu lagi untuk melangkahkan kakinya untuk bergabung bersama.

jika memandang mereka bercengkerama, secara sekilas tidak terlihat bahwa salah satu dari mereka adalah penyandang tunanetra.




Rabu, 15 Februari 2012

interaksi dengan binatang

ini dia proses pembelajaran yang buat bunda gampang gampang susah. bunda sudah sering menyampaikan sebisa mungkin proses pembelajaran bagi anak anak dengan gangguan penglihatan adalah menggunakan benda real. termasuk di dalamnya adalah interaksi dengan binatang.

gak jadi masalah jika binatang binatang yang diperkenalkan masih 'binatang umum' seperti kucing, anjing, kura kura, burung, ayam, kuda. bahkan untuk beberapa binatang yang tidak umumpun masih bisa dilakukan dengan berkunjung ke kebun binatang yang mempunyai fasilitas untuk bisa berinteraksi langsung, seperti yang sudah pernah dilakukan yakni balqiz bisa berinteraksi dengan onta, ular, singa, macan, monyet.

tapi akan menjadi masalah besar jika yang akan diperkenalkan adalah binatang binatang yang 'tidak umum' atau binatang yang kiranya akan menimbulkan 'phobia' tersendiri. seperti misalnya binatang binatang melata.

whuaaaaaa yang ada bundanya duluan kabur sebelum bisa membantu anaknya melewati proses pembelajaran,.....


Rabu, 01 Februari 2012

Balqiz melukis



Beberapa hari lalu seorang sahabat dalam statusnya bertanya, bagaimana mendefinisikan sebuah 'warna' pada anak tunanetra yang sama sekali belum pernah melihat 'warna' tetapi mengerti arti dari 'warna'. Mendefinisikan warna adalah sesuatu yang abstrak sekaligus real.

Real, karena kita bisa memberikan contoh warna merah seperti warna api, warna bunga mawar. Warna hijau seperti warna daun, warna rumput. Namun sekaligus menjadi abstrak dalam hal penjelasan seperti apakah warna merah itu. satu warna yang 'terlihat menyala, terang'.

Pertanyaan yang mudah dan sekaligus sulit. Pertanyaan yang juga menggugah 'otak' untuk berpikir dan sekaligus merenung. Sekaligus membuat mewek karena berakhir dengan 'kebingungan' bagaimana mendefinisikannya.

Selama ini bersama Balqiz, mengenalkan warna hanya dengan pengandaian. Ya seperti disebut diatas, warna merah seperti warna api, warna hijau seperti warna daun, rumput, warna biru seperti warna birunya langit, warna hitam seperti yang dilihat oleh Balqiz melalui matanya.

Penyebutan warna juga selalu bunda lakukan setiap pagi saat Balqiz memakai baju setelah mandi. Adek hari ini pakai baju terusan warna pink, ada motif bunga warna merah di sebelah kiri, sembari menuntun jemarinnya menunjukkan dimana posisi bunga yang menjadi hiasan bajunya. Adek pakai kaos kaki putih dan sepatu pink ya. Selain menjelaskan apa yang sedang dia kenakan, juga sebagai informasi bagi dirinya apabila nanti bertemu seseorang dan menanyakan warna bajunya, sehingga Balqiz bisa menjawab dengan benar.

Kakak Alifah senang menggambar, baik dengan menggunakan pensil, crayon maupun cat air. Sering kali Balqiz bertanya, kakak ngapain? sedang menggambar, sedang melukis. Adek mau...

Satu hal yang membanggakan, sebagai sibling.. Alifah cukup telaten dan sabar menghadapi adiknya, Balqiz. Dia mau berbagi bersama sama menggambar, melukis. Bahkan sekarang Alifah sudah bisa menjelaskan kepada Balqiz warna apa saja yang dia letakkan di mangkok pallet dan membantu menuntun jemari kiri Balqiz di mana posisi mangkok pallet berada. Seperti yang terlihat dalam foto, terlihat jemari Balqiz menempel pada mangkok pallet dan dia tahu warna apa saja yang ada di sana, secara berurutan sehingga dengan mudah Balqiz bisa menyapukan kuas mencari warna sesuai dengan kemauannya.

Bagi orang awam, mungkin aneh melihatnya. Bagaimana mungkin seorang tunanetra menggambar, melukis. Tetapi coba kita lihat dari sisi berbeda. Sebenarnya dalam kegiatan ini banyak sekali yang bisa dijadikan bahan pembelajaran.

koordinasi jemari menentukan posisi pallet dan ayunan jemari menyapukan kuas adalah sebuah latihan motorik. mengingat posisi warna di dalam mangkok, memberinya kesempatan untuk melakukan kegiatan ysang sama dengan siblingnya bisa menumbuhkan rasa percaya diri, interaksi antara dua sibling membuahkan kebersamaan yang indah.

Sudah tidak penting lagi hasil sapuan kuasnya hanya berupa lukisan abstrak.... tetapi proses dan pembelajarannya yang ada, buat kami sangat bermakna.