Kamis, 22 Desember 2011

kasih ibu sepanjang masa

Rasanya sudah menjadi makanan sehari hari para orangtua yang memiliki Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) menghadapi kondisi tantrum anak. Berbagai hal bisa menjadi penyebab anak tantrum. Kondisi tantrum bisa terjadi kapan saja dan dimana saja. Tidak perduli apapun yang sedang terjadi di sekitar.

Kondisi tantrum biasanya karena ABK merasa ada sesuatu yang tidak nyaman, berada di sebuah lingkungan yang tidak ia kenali, merasa lapar atau mengantuk, atau ada sesuatu yang diinginkan namun karena keterbatasan komunikasi sehingga kesulitan untuk mengungkapkannya.

Bentuk bentuk dari tantrum juga bermacam macam. ada yang hanya menangis pelan, ada yang hanya merengek, namun tidak jarang juga ditemui ABK yang mengalami masa tantrum dengan berbagai tindakan yang cukup sulit dikendalikan. Misalnya menjambak rambutnya sendiri, membenturkan kepala ke tembok, memukul mukul kepalanya, memukul menendang segala sesuatu yang berada di dekatnya. Yang selalu menjadi kekuatiran para orangtua adalah jika berakibat melukai diri sendiri atau orang lain.

Dan, menghindari hal hal tersebut biasanya sang ibu-lah yang pasang badan, menjadi bumper, menyediakan badannya menjadi 'karung samsak'. Yang ada dalam pikiran para ibu adalah daripada anak melukai diri sendiri atau melukai orang lain, mending badan ibunya aja deh yang jadi sasaran.

Sehingga tidak heran jika yang terlihat pada sang ibu adalah bekas bekas memar akibat kena pukul, kena tendang, rontoknya rambut akibat dijambak, luka luka di tangan karena bekas gigitan. Bagi orang orang awam yang melihat, pastilah yang terbersit bahwa sang ibu ini mengalami KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga). Dan biasanya mata akan tertuju kepada 'sang suami' sebagai pelaku KDRT.

Karena faktor kedekatan dan faktor 'pasang badan' itulah biasanya yang bisa mengatasi bisa meredakan kondisi tantrum adalah sang ibu juga.

Pernah seorang sahabat memberikan saran, coba sang pengasuh diberi arahan juga bagaimana cara mengatasi tantrum sehingga tidak melulu aku yang menjadi korban "KDRT", seketika aku membantahnya, duh... daripada si mbak pengasuh jadi 'samsak' tetep aja mending aku, ibunya, yang menjadi bumper. salah salah bukannya sang pengasuh bisa belajar mengatasi anak tantrum, malah mengajukan permohonan resign @_@.

Namun, piawai menghadapi anak sendiri yang sedang tantrum, tidak berarti dan tidak menjamin bisa juga mengatasi ABK lain yang tantrum. pengalaman membuktikan! percayalah!





bekas gigitan




Selasa, 01 November 2011

Kongres Orangtua Anak Spesial ke-1



Alhamdulillah, tanggal 28 dan 29 oktober 2011 kemarin bunda berkesempatan mengikuti kongres orangtua anak spesial di wisma handayani, cipete.

pesertanya pun dari berbagai daerah, tidak hanya dari Jakarta dan sekitarnya. Bandung, Bogor, Solo, Surabaya, bahkan dari Banjarmasin dan Samarinda pun ada yang hadir. senang rasanya bisa menjalin silaturahmi dengan berbagai teman.

ya memang harus diakui ada sedikit kekecewaan pada kongres, rasanya semua yang menjadi fokus kenapa mengarah ke Autism. sementara judul yang digunakan adalah Kongres Orangtua Anak Spesial. tentunya tidak semua orangtua yang hadir adalah orangtua dari anak anak Autism. tetapi ternyata memang pada akhirnya,... 90% yang hadir adalah orangtua, dan para guru serta terapis dari Autism. sementara dari kondisi disabilitas yang lain hanya 10%. dari tunanetra hanya ada bunda, dari cerebral palsy hanya ada bunda Lulu. kemudian beberapa dari Down Syndrom. sementara bunda tidak melihat dari tunarungu atau tunadaksa yang hadir.

semoga pada kongres berikutnya panitia lebih care lagi dengan disabiltas lain tidak hanya fokus pada satu disabilitas saja.

dan.... momen yang menyenangkan buat bunda adalah bertemu kembali dengan Prof. Irwanto., PhD setelah pertemuan dan perkenalan saat kami sama sama menjadi sharer di acara PsyFest di UI bulan September lalu. salam Prof untuk Balqiz sudah disampaikan ^_^.

Kongres yang dibuka oleh Ibu Menteri KPPAI Ibu Linda Agum Gumelar dan keynote Speaker Ibu Wanda Hamidah secara keseluruhan berjalan lancar. ditutup pada hari Minggu 29 Oktober dengan pembentukan kepengurusan Forkasi.

Selamat dan Sukses!!

Minggu, 25 September 2011

sharer





Alhamdulillah, sejak kurang lebih sebulan yang lalu, atas rekomendasi dari Prof. Dr. Frieda Mangunsong, bunda dihubungi oleh pihak mahasiswa psikologi yang meminta bunda untuk menjadi 'sharer' pada acara psyfest mereka. acara festival psikologi yang setiap tahun mereka adakan.

dari jauh jauh hari bunda sudah berikan banyak informasi buat balqiz. dengan harapan pada saatnya nanti balqiz bisa berperan serta dan bisa duduk tenang selama acara berlangsung. jadilah di hari Sabtu, 24 September 2011 bunda dan balqiz serta kakak alifah berangkat ke Depok, ke kampus UI. wuih.... sudah lama rasanya tidak melalui jalanan menuju ke arah depok. sempat macet di beberapa titik dan Alhamdulillah sampai di tempat tidak terlambat. mbak Intan yang menjadi LO sudah beberapa kali menghubungi ke telpon seluler bunda menanyakan sampai dimana perjalanan bunda.

istirahat di salah satu ruangan kelas, disana sudah ada mas Banyo, penyandang low vision yang nanti akan menjadi moderator, kemudian ada mbak Dian Inggarwati seorang penyandang tunarungu yang di tahun 2011 ini menjadi runner up Miss Deaf World, dan kemudian ada keluarga Prof. Irwanto, PhD. senang sekali bisa berkenalan dengan beliau dan teman teman semua.

saatnya kami harus tampil. diawali dengan kuliah umum yang dibawakan oleh Prof. Irwanto,. PhD dimana tema hari ini adalah Breaking The Limit being Extraordinary in Disability.

dilanjut dengan sharing dari mbak Dian, barulah bunda. dengan moderator mas Banyo suasana kuliah umum berjalan baik dan mendapat respon cukup banyak. sayangnya karena keterbatasan waktu sehingga tidak semua pertanyaan bisa kami tampung dan kami jawab.

dan... surprisenya lagi!! selama acara berlangsung kurang lebih 1,5 jam balqiz bisa duduk tenang di kursi dan mengikuti semua rangkaian acara sekaligus balqiz mau bernyanyi untuk menutup acara.

selesai acara, balqiz minta main trampolin sementara kakak alifah sudah melirik permainan flying fox. hehehehe.... sebagai hadiah karena mereka sudah menjadi anak pintar dan hebat bisa duduk tenang, tentunya dikabulkan permintaan mereka untuk bermain.

senang rasanya bisa berbagi kepada banyak orang ^_^


Sabtu, 17 September 2011

6th



SELAMAT ULANG TAHUN ALIFAH BALQIZ
SEMOGA MENJADI ANAK ANAK SHOLEHAH
KEBANGGAAN AYAH BUNDA


Senin, 27 Juni 2011

berjalan

pertanyaan inilah yang paling sering diajukan kepada bunda, dari para orangtua yang memiliki anak dengan hambatan penglihatan :


'bund,.... balqiz umur berapa bisa berjalan?'

'bund,.... anakku belum bisa berjalan, kenapa ya?'

'bund,.... minta tipsnya dong buat ngajarin jalan anakku'


kita ingin anak kita bisa berjalan, namun sudahkah kita memberikan konsep berjalan padanya?

sudahkah kita memberikan banyak informasi tentang berjalan?

sudahkah kita bisa meyakinkan anak kita bahwa berjalan itu menyenangkah?

bukanlah sesuatu yang menakutkan??


mari kita coba,...


adegan 1

'nak... ayo sini ibu gendong' seorang ibu meraih anaknya sembari mengangkat untuk digendong

'yuk... kita ke teras ya..' sembari melangkah

'ini ibu gendong sambil berjalan'

'berjalan itu dengan menggunakan kaki.... ayoooo mana kakinya?' sembari digendong sembari ngobrol

'nah... ini dia kakinya' sembari menemukan kaki anak..

'ini kaki kanan, ini kaki kiri.... wah ada apanya ini ya???? ini namanya jari kaki. yuk kita hitung'

'ibu sedang berjalan, berjalan itu dengan kaki, kaki kanan dan kaki kiri'

'melangkah dengan kaki kanan dan kaki kiri bergantian yaaaa'

'nah senang kan kita berjalan, nah sekarang kita sudah sampai di teras'

'asyik kan.... dengan berjalan kita bisa ke teras, bisa ke taman, bisa ke kamar'


contoh obrolan diatas selain membangun komunikasi dengan anak, sekaligus memberikan informasi tentang berjalan. sekaligus belajar mengenai anatomi tubuh, dalam hal ini kaki dan jemari.


saran bunda, sebelum melatih atau mengenalkan anak berjalan, beri anak informasi yang banyak mengenai konsep berjalan. dan beri dukungan bahwa berjalan itu menyenangkan.


adegan 2

'nak, yuk ibu bantu berdiri ya.... kita injak lantai' sembari meletakkan kaki anak dilantai

'yuk... hup! nah sekarang sudah berdiri, asyik kan.... waaaaa ternyata kamu tinggi ya nak!'

'hiiiiii.... dingin ya lantainya? gak papa... lantainya dingin dan keras'


adegan 3

'nak coba kita pegang di pinggiran meja.. sambil berdiri ya'

beberapa langkah di depan, minta bantuan keluarga untuk membunyikan mainan yang bisa menarik perhatian

'waaaa.... ada bunyi apa thu nak?'

'yuk kita cari yaaaaaaaa....' sembari dibantu melangkahkan kaki anak mencari benda yang berbunyi

'asyikkk... dapat!'


adegan 4

'ibu punya mainan nih' perkenalkan bentuk alat bantu yang diberikan

'ayo kita pegang..... waaa ada bunyinya'

'bisa didorong nih!!!' sembari membawa tangan anak mendorong

'asyik... waaaa mainannya berjalan'

saat memperkenalkan alat bantu, biarkan anak bereksplorasi terlebih dahulu. hingga anak puas dan yakin bahwa alat bantu tersebut nyaman, aman dan membuatnya senang.


adegan 5

'jatuh ya nak?' sambil memeluk

'gak papa.... anak ibu sudah semakin besar, semakin pintar. tadi jatuh ya nak'

'yuk sekarang ibu peluk dulu yaaa... besok kita main lagi'


mudah mudahan ilustrasi diatas bisa membantu para sahabat, bagaimana melatih dan menjalin komunikasi dengan anak. yang perlu diingat adalah, bahwa tidak ada yang instan. semuanya perlu waktu, perlu proses. ada anak yang hanya dalam hitungan minggu sudah bisa percaya diri melangkahkan kakinya sendiri. namun ada anak yang perlu waktu berbulan untuk bisa lancar berjalan. usahakan berkegiatan dalam keadaan nyaman, dan menyenangkan. tidak perlu waktu yang lama.... 10 - 15 menit di awal awal, sudah cukup.


mengingat anak anak dengan hambatan penglihatan tidak bisa melihat contoh bagaimana berjalan,.. informasi mengenai konsep berjalan sangat diperlukan. dan untuk memupuk rasa percaya diri dan keberanian, perlu juga ditanamkan bahwa berjalan itu adalah sesuatu yang menyenangkan. dan harus diakui pula bahwa anak anak dengan hambatan penglihatan memiliki delay, namun sahabat, jangan hal itu menjadi kendala,..


mengenai alat bantu berjalan, bunda tidak menyarankan sitting baby walker, coba mencari alat bantu yang model di dorong. beberapa contoh alat bantu berdiri/ berjalan bisa dilihat di album bunda (album alat bantu berdiri/ berjalan). namun sekali lagi, hanya sebagai contoh. para sahabat bisa memodifikasi alat sesuai dengan kebutuhan. bahkan sebuah kursi plastik pun bisa digunakan sebagai alat bantu. jadi... tidak harus mahal dan mengeluarkan dana yang besar untuk membeli/ membuat alat bantu.


mari sahabat bunda semua, kita melangkah bersama membuka jalan bagi ABK kita,.. tetap semangat, dan meyakini bahwa anak kita bisa!! guru terbaik adalah orangtua,.. go go go....





Rabu, 01 Juni 2011

berkunjung ke SLB A Negeri Bali

Alhamdulillah, kemarin 23 s/d 25 Mei 2011, bunda mempunyai kesempatan untuk berkunjung ke SLB A Negeri Bali.

gedung sekolah yang terletak di Jalan Serma Gede No. 11 Denpasar, Bali terlihat apik dan mempunyai bangunan yang bagus. Bunda bertandang bersama Ramaditya dan Ibu Viera yang juga memiliki seorang putri penyandang tunanetra berusia 3 tahun.

kami disana didampingi oleh Ibu Fajar dan Pak Sutadi. sayang sekali Pak Ngakan selaku Kepala Sekolah sedang ada kesibukan lain sehingga kami tidak bisa bertemu dengan beliau. berkeliling di seputaran komplek sekolahan.

problema dari gedung yang disediakan oleh pemerintah adalah terkadang sang kontraktor tidak berkonsultasi dengan pihak pihak terkait yang mengerti akan kebutuhan dari anak anak tunanetra. sehingga yang terlihat ada banyak bagian bagian gedung yang tidak aksesible untuk anak anak tunanetra. sangat disayangkan.

fasilitas fasilitas penunjang guna proses belajar mengajar juga masih terbatas. berharap dikemudian hari pemerintah dapat menyempurnakan hal ini sehingga anak anak penyandang tunanetra yang belajar disana bisa berpotensi maksimal.

jumlah siswa yang ada saat ini berjumlah 60an siswa, dari rentang usia 5 tahun hingga 18 tahun. sebagian ditampung di asrama dikarenakan tempat tinggal siswa yang berjauhan. bahkan ada beberapa siswa yang berasal dari luar Bali. diantara 60an siswa tersebut terdapat beberapa siswa yang penyandang tunaganda. sehingga pembagian waktu belajar bagi anak anak adalah, kelas pagi untuk anak anak tunanetra, dan kelas siang diperuntukkan bagi anak anak tunaganda.

senang sekali bisa berinteraksi dengan para siswa disana. mereka cukup kritis dan berani untuk diajak berkomunikasi.

dan......
ada satu properti mereka yang sebenarnya sangat didamba oleh para tunanetra, dan bunda sendiri juga mupeng pengen punya! mesin brailo alias mesin cetak braille. wow,...
dengan adanya mesin cetak braille mereka bisa mencetak sendiri buku buku yang diperlukan bagi proses belajar mengajar anak anak. dan... tidak semua SLB A mempunyai mesin cetak ini.

berharap dikemudian hari bisa berkunjung kembali ke sini dan juga mengunjungi banyak SLB A lainnya di berbagai daerah. Amin ^_^










Jumat, 21 Januari 2011

tongkat

Hari ini pertama kali Balqiz menggunakan tongkatnya di area publik. Hari ini aku dan Balqiz harus pulang sekolah dengan menggunakan angkutan umum. Sebenarnya tidak menjadi masalah, toh bepergian bersama Balqiz dengan menggunakan angkutan umum sudah seringkali kami lakukan bersama. Yang membedakan adalah penggunaan tongkat seakan memberikan pengumuman ke publik bahwa dia adalah seorang tunanetra secara gamblang.


Selama ini Balqiz memakai tongkatnya baru di sekitar sekolah dan sekitar rumah saja. Dan baru beberapa bulan terakhir ini Balqiz mempunyai kemampuan untuk menggunakan tongkat sebagai alat bantu jalannya.


Sebelum naik mobil angkutan umum, kami harus naik ojeg terlebih dahulu untuk mencapai jalan raya yang terlewati jalur angkutan. Balqiz yang sudah bisa menikmati, senang senang saja dan sambil bernyanyi riang gembira.

Tiba saatnya harus menyebrang jalan, ternyata dengan melihat adanya tongkat memudahkan kami untuk menyeberang. Mobil dan motor yang melintas dengan senang hati memberikan jalan untuk kami melintas.


Namun tak urung pandangan mata tertuju langsung pada kami. Demikian juga saat di dalam mobil angkutan. Segenap mata menatap kami yang duduk. Balqiz yang tidak merasa bahwa banyaknya tatapan mata yang tertuju tetap merasa tenang dan senang saja. Buatnya bepergian dengan kendaraan umum merupakan pengalaman yang menyenangkan. Tidak lama dari bibir mungilnya sudah keluar alunan lagu yang dinyanyikan.


Ya, jika hatinya sedang senang, dalam kondisi tenang, balqiz selalu bersenandung, bernyanyi atau mengoceh macam macam.

Tatapan mata dari banyak orang selalu harus aku hadapi jika berada ditempat umum. Tatapan mata yang mengandung banyak arti. Mulai dari rasa penasaran, senang, kagum, heran, takjub, hingga kasihan. Bahkan terkadang tatapan mata yang sinis karena merasa terganggu.


Reaksi dari mereka pun beragam, mulai dari pujian

suaranya bagus ya!’

‘waaa pintar nyanyi’

‘lucu’

‘siapa namanya? Pintar nyanyi ya’

‘pulang sekolah ya?’


Hingga reaksi merendahkan

‘kasian.. cantik padahal ya’

‘anaknya buta ya bu?’


Lagi lagi mentalku diuji. Terlihat tersenyum, terlihat cuek, terlihat biasa biasa saja, tapi tetap saja hati ini menangis. Walau tetap sadar bahwa menangis tidak akan menyelesaikan masalah. Sedangkan masalahnya adalah kuat tidaknya mental ini.


Satu hari kelak, balqiz akan melangkah sendirian diluar sana hanya ditemani tongkatnya. Tidak ada aku disisinya. Peerku adalah membuat mentalnya kuat. Sebelum membuat mentalnya kuat, yang pertama dikuatkan adalah mentalku sendiri!