Senin, 13 Desember 2010

haruskah selalu bersedih?

ket foto kika; oma bagus, wuri, prima, rini


sebuah pertanyaan dari seorang wartawan hari ini cukup membuatku berpikir.

'benar ini semua adalah orangtua dari anak anak penyandang cacat?'

hingga dua kali pertanyaan tersebut dilontarkan seakan untuk meyakinkan dirinya yang tengah tidak percaya bahwa kami adalah para orangtua dari anak anak berkebutuhan khusus (ABK).

hari ini, Senin 13 Desember 2010, YPD Rawinala beserta Komite Sekolah Rawinala dan Balita Tunanetra mengadakan aksi simpatik di Bundaran HI dalam rangka memperingati HIPENCA (Hari Internasional Penyandang Cacat).

berbagai persiapan sudah dilakukan demi kelancaran acara ini. termasuk perijinan, spanduk spanduk, acara yang akan ditampilkan, brosur dan souvenir yang akan dibagikan, termasuk siapa saja peserta yang akan mengikuti acara ini.

bunda sendiri merasa seru dan asyik menjalaninya, apalagi seumur umur tinggal di Jakarta juga belum pernah menginjakkan kaki di Bundaran HI yang merupakan salah satu ikon Jakarta. whuaaaaa udah terbayang aja bakalan seru.

Alhamdulillah berangkat sesuai dengan rencana, dan armada transportasi juga memadai. tiba di sisi Bundaran HI pukul 09.00 wib, setelah melapor pada pimpinan polisi yang bertugas, kami briefing dan segera menyeberang ke Bundaran HI. persiapan ini itu dan mulailah kita semua beraksi.

anak-anak memainkan musik gamelan dan angklung memainkan lagu lagu campursari, secara bergantian orasi juga dibawakan dari pihak YPD Rawinala, Komite Sekolah dan Balita Tunanetra. dan para orangtua membagikan souvenir beserta brosur kepada para pengendara saat lampu merah menyala.

taknyana ada beberapa wartawan yang meliput, walau gak jelas juga mereka dari media mana saja. yang terlihat dengan jelas hanyalah logo dari TVRI dan SCTV. beberapa dari kami diwawancarai. dan terlontarlah pertanyaan diatas tadi.

apakah benar kami adalah para orangtua dari ABK??

sebuah pertanyaan yang sangat mengusik hati bunda. sejurus bunda menelaah apa yang terjadi hari ini sehingga pertanyaan tersebut terlontar. kalau boleh 'geer' mungkin inilah dasar dari pertanyaan tersebut!

1. ABK yang dengan mahirnya memainkan alat alat musik yang cukup sulit (gamelan)

2. senyum ceria dan semangat yang terlihat dari raut semua para orangtua yang mengikuti acara

mungkin sudah banyak memang liputan liputan mengenai berbagai kegiatan dari ABK jadi mungkin sudah tidak terlalu asing lagi. namun rasanya belum banyak yang meliput bagaimana sisi orangtua dari ABK. mungkin yang ada dalam benak masyarakat awam bahwa mempunyai ABK identik dengan kesedihan, nelongso, kegundahan, putus asa. sementara yang terlihat dari para orangtua yang hadir tadi pagi, sama sekali tidak menggambarkan hal tersebut. bahkan jauh sekali dari kesan tersebut.

senyum bahkan tawa ceria, semangat, dan optimisme yang terlihat, tak lupa juga kenarsisan dari mereka *heheheh.. gak mereka ding! kalo itu mah keiknya bunda* yang tak lepas dari jepretan kamera ^_*

tersirat dalam raut wajah para orangtua adalah keyakinan bahwa anak anak kami juga bisa berprestasi, juga bisa mempunyai berbagai kemampuan dan kemahiran, mempunyai masa depan yang baik juga. kami semua berjuang untuk memberikan ruang bagi anak anak berkebutuhan khusus bahwa mereka ada dan mereka bisa!!


ya!!

mempunyai ABK bukan akhir dunia,

mempunyai ABK bukan akhir segalanya,

tapi

mempunyai ABK adalah semangat!!!


Senin, 06 Desember 2010

white cane

salah satu identitas seorang tunanetra adalah penggunaan white cane atau tongkat putih. kenapa dinamakan white cane? hal ini untuk membedakan dengan tongkat lainnya. penandanya adalah adanya strip warna merah di ruas white cane. dimana strip warna merah ini juga bisa terlihat 'menyala' saat berada dikegelapan.

jenis macam white cane ada dua, ada yang lurus dan ada yang bisa dilipat. yang lurus agak kaku dan membutuhkan ruang untuk penyimpanannya. sedangkan yang model lipat (ada yang lipat 3 ada yang lipat 4) lebih ringan dan mudah disimpan karena ruas ruasnya bisa dilipat dan dimasukkan ke dalam tas atau kantung.

pertama kali bunda melihat white cane untuk anak-anak adalah saat bunda mengikuti kongres orangtua penyandang tunanetra di Philippina 2 tahun yang lalu. saat kembali ke jakarta mencoba mencari.... ada memang tetapi menurut berbagai sumber, tongkat tersebut sebenarnya adalah tongkat bagi orang dewasa yang dipotong disesuaikan dengan tinggi badan anak. waks.. ternyata tidak mudah ya...

akhirnya bunda masih menyimpan keinginan agar bisa segera memberikan tongkat bagi balqiz. terlebih saat itu kemampuan OM balqiz juga masih terbatas dan masih harus diasah terus.

tetapi bukan berarti ini kepala berhenti memikirkan alat bantu apa yang bisa pas digunakan balqiz untuk membantunya dalam berjalan. beberapa kali mencoba juga tetapi tetap belum pas. dalam hati bunda masih penasaran dengan white cane yang sebenarnya.

dan!! akhirnya bunda nemu juga tempat dimana bunda bisa memesan white cane sesuai dengan ukuran badan balqiz. dan Alhamdulillah harganya juga masih terjangkau. tidak pikir lama lama segera saja bunda pesan. surprisenya lagi... begitu bunda konfirmasi sudah melakukan pembayaran, segera saat itu juga dikonfirmasikan bahwa tongkat untuk balqiz segera dikerjakan. esok harinya dapat konfirmasi kembali ternyata sudah selesai dan dalam proses pengiriman. Alhamdulillah,..

Dan... sore tadi kiriman tersebut sampai dirumah. whuaaaaa bisa dilihat reaksi balqiz senang sekali. langsung tongkatnya tidak lepas dari tangan..... sumringah banget wajahnya.

walau masih harus berlatih dan belajar cara penggunaan tongkat yang baik dan benar... bunda yakin kalau balqiz bisa!!! go balqiz go