Jumat, 28 Maret 2008

belajar membaca

waaaaaaaaa.... balqiz sudah belajar membaca? hehehehe....
bagaimana tunanetra membaca? tentunya dengan menggunakan huruf braille. dan susunan dari huruf braille itu adalah sebuah susunan yang indah, teratur. nanti bunda akan bahas tentang huruf braille ini tersendiri, Insya Allah.

sudah sekitar 2-3 mingguan yang lalu, balqiz mulai menunjukkan ketertarikannya dengan huruf-huruf braille. bermula dari meraba huruf braille yang membentuk nama dirinya "balqiz" di lokker kelasnya, kemudian sambi meraba sambil di bantu mengeja oleh ibu gurunya. sejak itu, jika jarinya teraba oleh susunan huruf-huruf braille.... sontak dengan tekun di rabanya huruf-huruf itu satu persatu.

menggugah bunda untuk memulai berbuat sesuatu. awalnya karena bunda belum memiliki alat dymo braille yang berfungsi untuk mencetak label braille, bunda menggunakan kertas stiker yang bunda tulis braille secara manual dengan menggunakan riglet dan kemudian menempelkannya di berbagai macam benda.

setelah bertanya-tanya ke beberapa teman, termasuk rama, dan ibu aria indrawati di mitra netra, bunda mencoba menghubungi pak suratim, pemilik distributor alat-alat braille. Akhirnya bunda bisa memperoleh juga dymo braille tersebut, Alhamdulillah. mulailah... cetak- cetek- cetak- cetek.... bunda bikin label deh dengan dymo braille itu, kemudian menempelkannya ke segala macam benda. ada lemari, kulkas, meja, bahkan pintu kamar pun tidak luput dari tempelan.

bunda tidak memaksa balqiz, dan tidak juga terburu-buru untuk mengharuskan balqiz segera bisa menguasai baca/ tulis braille. bunda hanya mencoba membantu mengenalkan kepada balqiz, susunan huruf-huruf braille dan sekaligus nama-nama dari berbagai macam benda yang ada di sekitar balqiz.




pelajaran tersirat ;
alangkah idealnya jika sarana huruf-huruf braille ini pun terdapat juga di berbagai fasilitas umum di luar sana....., kapan ya? sementara baru bisa bermimpi


O&M di lingkungan sekitar rumah

masih terkait dengan pelajaran O&M, kali ini lingkungan yang di pelajari balqiz adalah lingkungan di sekitar rumah. Alhamdulillah kalo lingkungan di dalam rumah 80% sudah dikuasai oleh balqiz. sehingga sekarang bunda tidak terlalu kuatir lagi jika membiarkan balqiz bermain sendiri dalam beberapa waktu tanpa ada yang menemani. Bahkan undakan tangga yang memisahkan antara rumah belakang dan rumah bagian depan pun sudah dikuasai balqiz. Alhamdulillah.



Jika cuaca dan kesehatan memungkinkan, balqiz dan kakak alifah punya rutinitas untuk jalan-jalan keluar rumah pagi dan sore hari setelah mandi. Disamping bunda juga pengen mereka gag berkutat mlulu di dalam rumah, bunda juga pengen mereka "menghirup" udara di luar rumah. banyak yang bisa dipelajari di lingkungan rumah. Bunda juga pengen mereka bisa mengenal dan mempunyai banyak teman bermain dengan anak-anak sebaya yang berada di sekitar rumah. Alhamdulillah, mereka mempunyai banyak teman.

Dan, bunda pun mempunyai "misi" selain mendidik balqiz akan lingkungan rumah, bunda juga ingin sekaligus "mendidik" lingkungan di sekitar bunda, mengenai keberadaan balqiz. bunda "ingin" nya teman-teman sebaya alifba bisa bermain tanpa melihat "perbedaan" yang ada pada diri balqiz. minimal begini.... dengan mereka sudah mengenal dan bermain bersama-sama balqiz sejak masa kanak-kanak (yang bunda yakini bahwa saat ini mereka belum mengetahui perbedaan balqiz) mereka terbiasa dengan kehadiran balqiz, bisa bermain, bersabahat, jadi someday mereka akhirnya "ngeh" dengan kondisi tunanetra-nya balqiz, mereka tidak akan memandang balqiz sebagai teman yang berbeda. Insya Alaah.

Kembali ke O&M. bunda sedang membiasakan balqiz sedikit-sedikit, untuk berani berjalan di luar rumah tanpa "digandeng". caranya? komunikasi dengan balqiz apa yang ada disekitarnya. kemudian menemaninya berjalan dengan memandunya dari jarak beberapa meter. memandunya dengan menggunakan "bunyi-bunyian" sebagai panduan arah yang dituju dalam berjalan. bisa dengan tepuk tanga, bisa dengan menggerincingkan uang logam, atau menggunakan lonceng kecil.

Terpenting untuk saat awal, tidak dalam cakupan lingkungan yang besar dulu.... jalanan di depan rumah saja dulu. sebenarnya bukan hanya balqiz saja yang belajar, tetapi bunda pun juga belajar. barokallahu.

Minggu, 23 Maret 2008

belajar makan & minum sendiri

Alifah sudah bisa makan dan minum sendiri saat usia 1,5 tahun. Dengan melihat ayahbunda sedang makan menggunakan sendok, piring dan minum dari gelas... dia tertarik dan belajar untuk makan dan minum sendiri. walaupun hasil akhirnya super duper berantakan, tidak masalah.. yang penting buat bunda adalah bahwa dia mau makan & minum sendiri... Nah bagaimana dengan Balqiz?

Tidak bisa melihat "contoh" bagaimana seh makan & minum sendiri, Balqiz hanya bisa merasakan bahwa dia sedang disuapin makan dan dibantu memegang gelas saat dia minum. Perlu ketelatenan dan kesabaran yang tinggi untuk mengenalkan bagaimana "proses" makan dan minum sendiri.

Berawal disaat menyuapi makan, mengenalkan "sendok" "piring" "gelas" dan "makanan" yang sedang dimakan/ diminum. mengenalkan real benda-benda "sendok" "piring" "gelas". tidak serta merta Balqiz bisa mengenal dan mengetahui kegunaan benda-benda tersebut.... yang ada, sendok menjadi alat pemukul di meja yang bisa menimbulkan bunyi, demikian juga dengan piring atau gelas... dengan mudah berubah menjadi fresbie melayang diudara. demikian juga untuk bisa duduk saat makan, perlu masa belajar yang tidak sebentar.

Bunda menyambut dengan senang, tatkala dari sekolah mengijinkan bunda untuk duduk mendampingi balqiz di kelas saat waktu makan/ snack time. bersama dengan ibu gurunya, bunda belajar bagaimana "belajar makan & minum".

Alhamdulillah, saat ini Balqiz sudah bisa duduk sendiri saat dia makan, sudah bisa minum sendiri dari gelasnya. Untuk makan, dia sudah bisa mengambil sendiri snack yang berada di piring/ mangkoknya, tetapi untuk makan dengan sendok, masih harus belajar lagi ya sayang...... Ayo nak, kita belajar lagi ya... semangad ya sayang!! luv u...



pelajaran moral ;
jangan melihat dari sisi ketidakbisaannya tapi lihatlah dari sisi kebisaannya

Sabtu, 22 Maret 2008

ROP (part 7)

Are there other risk factors for ROP?

In addition to birth weight and how early a baby is born, other factors contributing to the risk of ROP include anemia, blood transfusions, respiratory distress, breathing difficulties, and the overall health of the infant.

An ROP epidemic occurred in the 1940s and early 1950s when hospital nurseries began using excessively high levels of oxygen in incubators to save the lives of premature infants. During this time, ROP was the leading cause of blindness in children in the US. In 1954, scientists funded by the National Institutes of Health determined that the relatively high levels of oxygen routinely given to premature infants at that time were an important risk factor, and that reducing the level of oxygen given to premature babies reduced the incidence of ROP. With newer technology and methods to monitor the oxygen levels of infants, oxygen use as a risk factor has diminished in importance.

Although it had been suggested as a factor in the development of ROP, researchers supported by the National Eye Institute determined that lighting levels in hospital nurseries has no effect on the development of ROP.

Kamis, 13 Maret 2008

O&M

Orientasi & Mobilitas
bagi seorang tunanetra, penguasaan orientasi lingkungan amat penting. sehingga akan memudahkan untuk leluasa bergerak tanpa harus tersenggol/ menabrak barang atau tembok yang ada disekitar. terkait pula dengan orientasi adalah mobilitas dari tunanetra tersebut. tujuan dari O&M supaya bisa bebas bergerak, tanpa harus mengalami banyak kendala. tujuan akhir adalah kemandirian untuk dapat bepergian tanpa harus mengalami kesulitan dan bergantung dengan orang lain.

sewaktu bunda belum mengetahui konsep dari O&M ini, sebenarnya bunda sendiri tanpa sadar sudah membantu balqiz dalam pelajaran O&M, hal ini bunda lakukan apabila sedang berjalan menggandeng balqiz, bunda selalu sebutkan "dek... di ruang tamu ya" ; "dek ada tangga, turun 2x ya.." ; "balqiz, kita masuk kamar ya.... awas ada tempat tidur disisi kiri" ; "balqiz, disebelah kanan ada kursi, di depan pintu ya"

kurang lebih seperti itu, sehingga setiap pergerakan sebisa mungkin, bunda atau si mbak yang sedang mengasuh balqiz selalu menyebutkan dimana berada, dan apa yang ada di sekitar balqiz, dimana posisi meja, lemari, kursi dan sebagainya. dan pelajaran penting buat bunda adalah tidak merubah posisi perabotan tanpa sepengetahuan balqiz.




demikian juga disekolah. selalu ada session O&M. dimana berjalan-jalan disekitar lingkungan sekolah. terkadang hanya didalam lingkungan sekolah, terkadang juga keluar dari halaman sekolah. sebenarnya banyak hal yang dipelajari pada session O&M ini, tidak hanya pada konsep O&M saja, tetapi juga misalkan belajar mengenai beberapa hal, misalkan di halaman ada bunga, ada mobil yang sedang parkir, ada kendaraan yang lewat dijalan raya. etc.

Dannnnnn......
terimakasih buat tante novee yang udah ngasih balqiz mainan "DOMINO EFFECT", dipajang aja ya tante, gag diterusin lagi, soale keiknya temen-temen udah pada punya semua..., skali lagi makasih ya tante...




apdet 18/3/2008 ; ternyata dapet juga dari adik zua...., terimakasih

Senin, 03 Maret 2008

parents support

acara parents support yang diselenggarakan oleh para orangtua dan pihak sekolah, idealnya seh diadakan secara rutin minimal sebulan sekali... tapi ya terkadang ada aja kendalanya. Insya Allah besok-besok ke depannya bisa diadakan lagi secara rutin tiap bulannya.

parents support yang diadakan bulan februari lalu (25 febr 2008) nyaris aja ketinggalan bunda hadiri, karena perkara hape ilang, yang bikin agak kehilangan kontak dengan para sahabat. karena seperti biasa deh... acara parents support ide-nya suka dadakan jadi biasanya orangtua dihubungi via sms juga mendadak. Alhamdulillah sms mama hanif nyampai dengan sukses trus diingetin lagi ma emailnya bu grace. thanks moms.

parents support adalah ajang berbagi rasa berbagi pengalaman diantara para orangtua, dan juga pihak sekolah. sehingga keluhan orangtua, kemajuan atau kemunduran perkembangan anak-anak bisa terpantau. dan sekaligus ajang melepaskan rasa galau, rasa kegundahan, dan tentunya berbagi pula semangat!! dan ada bonus acara nyanyi lho.... hehehehe... top dah mama puspita.

kalau nurutin hati... rasanya semua orangtua yang mempunyai anak-anak dengan kebutuhan khusus, biasanya akan merasa "orang paling malang sedunia" serta dibumbui oleh berbagai macam "andai" plus "penyesalan" etc. dan... masa kebangkitan orangtua itulah yang membedakan, cepat atau lambatnya sang orangtua mencari solusi bagi anak-anak yang berkebutuhan khusus. yang selalu terjadi adalah sang orangtua terlalu sibuk dengan upaya "penyembuhan" upaya "pengobatan" dan itu juga tidak salah.... itu adalah sebuah ikhtiar. bahkan jika kita tidak melakukan ikhtiar itupun rasanya juga tidak benar. Dan semuanya adalah manusiawi. hal yang wajar.

namun.... orangtua terkadang terlena disini, bahkan akhirnya melewatkan masa "golden age" sang anak. anak yang mempunyai kebutuhan khusus pun mempunyai masa "golden age" yang tidak berbeda dengan anak-anak lainnya. padahal masa "golden age" itu adalah masa yang berharga sekali untuk perkembangan. Dan jangan lupa.... anak-anak berkebutuhan khusus pun mempunyai hak untuk bermain, mempunyai hak untuk memperoleh pendidikan dan mempunyai hak haknya yang sama dengan anak anak pada umumnya.

Tidak jarang keterlambatan "sang orangtua" untuk terbangun, tersadar akan "kebutuhan khusus" sang anak, mengakibatkan "kecacatan sekunder yang sebenarnya tidak perlu terjadi". contoh kasus "kecacatan sekunder" misalkan; seorang balita tunanetra biasanya akan mengalami keterlambatan berjalan, jika keterlambatan ini tidak segera disadari oleh orangtua, dan tidak segera ditindaklanjuti, maka timbullah kecacatan sekunder yakni sang anak tidak bisa berjalan.

Dan yang umum terjadi adalah, orangtua selalu meng-anak emas-kan anaknya yang mempunyai kebutuhan khusus, rasa kasihan lebih besar dari rasa kasih. sehingga terkadang rasa kasihan inilah yang menghambat kemajuan dari perkembangan diri sang anak sendiri. inilah yang sering menjadi kendala atau kasus "kenapa kalo di sekolah si anak mau dan bisa ini itu... tetapi begitu dirumah si anak tidak mau dan tidak bisa ini itu..."

jadi, keiknya neh.. kunci dari beberapa orangtua yang anaknya memperolah kemajuan yang pesat, adalah menjadi "ibu tiri yang kejam" pinjam istilah bu maria, mamanya sikembar lina-kezia. menegakan hati dalam menangani anak. menghilangkan rasa kasihan. dan perlu diingat juga kekompakan dari sang ayah maupun dari sang ibu!! karena jika pasangan orangtua tidak kompak pun akhirnya menimbulkan masalah baru yakni ; pasangan orangtua akan ribut berantem bahkan tak urung terkadang berujung dengan perceraian. sudah banyak kasus yang terjadi.

Pada pertemuan parents support kemaren, ada bintang tamu, Syaiful, dia mantan siswa rawinala. dan menilik cerita masa lalunya yang getir yang disampaikan oleh pak Sigid Widodo dan dari cerita Syaiful sendiri, adalah sebuah prestasi yang patut diacungkan jempol bahwa dia saat ini sudah menjadi seorang mahasiswa Sekolah Tinggu Musik Bandung.

Ajang di parents support inilah, para orangtua berbagi masalah juga yang dihadapi dalam mengasuh anak-anak dirumah, Alhamdulillah inilah perlunya pertemuan keik begini, karena spontan akan terlontar "bantuan" dan solusi dari masalah-masalah tersebut. top banget Thumbs Up dah pokoke.

hehehehe.... yang gag ketinggalan dimana-mana, adalah Cupcake makanan... Alhamdulillah banget, pertemuan kali ini dihadiri cukup banyak orangtua yang efeknya adalah banyaknya kue-kue yang dibawa... whuih.. macem-macem deh ada kue cucur, ada bolu, ada lontong, ada bakwan jagung, wes kenyang dah!!! Dumb

sampai jumpa di parents support berikutnya ; 17 maret 2008.